Page 181 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 181
167
temannya dan tidak akan dapat mengerjakan soal ujian secara
mandiri. Akibatnya, mereka akan terkucil dari pergaulan
dengan teman sebaya. Keprihatinan ini mendorong Bu Sri
untuk mengajarkan menulis dan membaca di PAUD Bestari,
meskipun hal ini sebetulnya tidak diperkenankan oleh
Kemendikbud—sebagaimana ditegaskan dalam Permendikbud
No. 58 Tahun 2009 yang menegaskan bahwa siswa PAUD
hanya diperkenalkan pada huruf dan angka, serta tidak
ROSDA
dipaksakan untuk belajar membaca dan menulis. Keinginan
yang kuat untuk mengentaskan anak-anak dari jalanan
mendorong beliau melakukan hal ini.
Pelajaran membaca dan menulis di PAUD Bestari hanya
didukung sumber belajar yang sangat minim. Misalnya,
karena jumlah buku ajar terbatas, Bu Sri memfotokopi lembar
soal menulis dan meminta siswa untuk meniru tulisan yang
ada pada lembar tersebut. Untuk pelajaran matematika, Bu
Sri menggambar beberapa objek dengan jumlah tertentu di
buku siswa dan meminta mereka menghitung objek tersebut
dan menuliskan angkanya. Minimnya alat peraga membuat
pelajaran menulis dan berhitung didominasi oleh kegiatan
menyalin (suku kata, kata, angka) dan menghitung objek yang
telah digambar oleh guru. Kegiatan pembelajaran calistung
(baca, tulis, hitung) tidak divariasikan dengan aktivitas bermain
yang diminati oleh siswa di jenjang PAUD.