Page 183 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 183

169



                 Interaksi siswa dan guru selama proses pembelajaran
            pun relatif cair. Selama berkegiatan, terutama saat menulis dan
            berhitung, suka terdengar keluhan, “Buu...cangkeul!“(capek)
            atau “Buu...susah!” Merespons keluhan seperti ini, biasanya Bu
            Sri menyarankan mereka untuk istirahat sebentar, kemudian
            menyalin lagi. Bu Sri juga menghampiri siswa satu per satu
            untuk merespons keluhan mereka.

                 Bu Sri bukannya tidak menyadari bahwa kegiatan
                   ROSDA
            pembelajaran tersebut monoton dan membosankan bagi murid.
            Katanya:
                     “Kata pemerintah kan di PAUD
                 nggak boleh diajarin calistung. Tapi

                 gimana lagi. Di sini mah kalau nggak
                 bisa calistung nggak bisa masuk SD.
                 Da guru kelas satu mah sekarang

                 nggak ngajarin calistung. Siapa lagi
                 (yang akan mengajarkan calistung
                 kalau bukan saya?). Tuh lihat bu...

                 (beliau lalu menunjukkan materi
                 tambah-tambahan pada buku latihan
                 PAUD). Terlalu susah ini mah buat

                 anak-anak di sini.”

                 Bu Sri terlihat sangat berusaha menjaga keseimbangan
            antara pembelajaran yang menyenangkan dengan upaya
            mendorong anak untuk mencapai target pencapaian
            kompetensi mereka. Hal ini dilematis mengingat dua hal
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188