Page 221 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 221

207



            pelajaran, dan buku laporan perkembangan siswa. Guru
            membangun rutinitas pembelajaran dengan merujuk kepada
            dokumen-dokumen itu. Proses pembelajaran dicatat, dan
            kinerja siswa dalam proses itu dievaluasi. Proses asesmen ini
            menciptakan hierarki yang mengacu kepada kompetensi literasi
            yang harus dicapai siswa. Beberapa contoh hierarki adalah
            bahwa penggunaan bahasa nasional lebih digunakan sebagai
            media pengantar pembelajaran dibandingkan bahasa daerah;
                   ROSDA
            demikian pula kegiatan membaca dan menulis mendapatkan
            prioritas serta diajarkan secara khusus ketimbang kemampuan
            berkomunikasi yang lain. Dalam konteks ini pula siswa
            mengenal register komunikasi yang formal, kurang formal, dan
            tidak formal serta mampu menggunakan masing-masing dalam
            konteks penggunaan yang tepat.
                 Praktik literasi di luar sekolah tidak mengenal hierarki
            itu. Kegiatan blogging dan penulisan kreatif yang dilakukan
            oleh Rie rie dan teman-temannya, menulis cita-cita di jalanan,
            juga menulis lagu yang dilakukan Eli merupakan bagian dari
            kegiatan jelata (mundane) yang terintegrasi begitu rupa dengan
            kegiatan keseharian dan berada di luar sistem kurikulum
            sekolah dengan semua perangkatnya. Hal ini terlihat dari
            tulisan Idang seolah memperlakukan pembaca sebagai
            pendengar yang bisa merespons tulisannya secara langsung.
            Demikian pula Rie rie yang bebas mengeksplorasi ekspresi dan
            menabrak batasan formal dan informal dalam penggunaan
            bahasa tulis. Berbagai antologi dan buku yang telah
            diterbitkan para BMI penulis juga sukses ‘mempermalukan’
            para mahasiswa jurusan Sastra yang ragu untuk menulis
            karena khawatir tulisannya dianggap tidak berkualitas.
            Meminjam istilah dari Lesley Bartlett (2008), para mahasiswa
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226