Page 28 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 28

14



            dalam praktik perkataan dan perbuatan, baik secara individual
            maupun komunal. Di masa lalu, studi etnografik ini dilakukan
            untuk memahami kultur bangsa-bangsa yang berjarak, baik
            secara fisik maupun budaya. Kajian tentang budaya, umumnya
            dari bangsa yang dianggap “kurang berbudaya” dilakukan
            bersamaan dengan maraknya gelombang kolonialisme yang
            ditandai dengan gelombang kunjungan negara-negara kolonial
            ke berbagai penjuru dunia. Studi-studi tentang bangsa di
                   ROSDA
            Timur Jauh yang dilakukan oleh negara-negara ‘kolonial’ di
            abad ke sembilan belas dan dua puluh, ditengarai merupakan
            sebuah metode untuk dapat memahami karakter bangsa yang
            dijajah untuk dapat dieksploitasi lebih jauh. Studi etnografik
            kontemporer telah berkembang secara dinamis dalam
            epistemologi pengetahuan.
                 Kritik yang utama berkaitan dengan permasalahan
            representasi. Edward Said (1978) membedakan representasi
            dengan klaim kebenaran. Seorang peneliti etnografik mungkin
            mengungkapkan sebuah temuan yang berasal dari interpretasi
            yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dan temuan
            tersebut dihasilkan oleh cara berpikir, refleksi yang dipengaruhi
            oleh paradigma, ideologi, dan keyakinan sang peneliti. Hal ini
            problematik karena sang peneliti kebanyakan berasal dari atau
            dibesarkan oleh diskursus pengetahuan yang dominan dalam
            kultur akademik negara-negara barat. Clifford Geertz (1973)
            menegaskan bahwa karya tulis etnografi, dalam semua bentuk,
            adalah interpretasi yang tidak dapat dipisahkan dari disposisi
            atau opini yang berasal dari pengalaman subjektif sang peneliti.
            Kritik ini menambah kompleksitas konsep budaya ‘liyan’
            sebagai suatu istilah yang mengandung beban ideologis yang
            dilabelkan oleh pengalaman subjektif sang peneliti.
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33