Page 59 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 59

45



            Sebagai seorang yang dianggap patron, tampaknya orangtua
            menyesuaikan respons mereka dalam perbincangan tentang
            pentingnya pendidikan. Kebanyakan orangtua menyatakan
            keinginan mereka untuk meraih kehidupan yang lebih baik
            dengan mengirim anak-anak mereka ke sekolah. Beberapa ibu
            juga menceritakan beragam usaha mereka untuk memastikan
            anak-anak mereka pergi ke sekolah—mengantar dan
            menjemput ke sekolah, membantu PR mereka, dan memastikan
                   ROSDA
            mereka memiliki cukup uang jajan. Beberapa orangtua
            mengeluh bahwa upaya ini tidak mudah—salah satunya,
            karena anak-anak sendiri ‘malas dan selalu ingin turun ke
            jalan.’ Mereka mengatakan bahwa apabila anak-anak malas
            pergi ke sekolah, itu merupakan salah satu bentuk kenakalan
            mereka yang tidak mendapat restu orangtua.
                 Respons pembelaan ini tentunya adalah hal wajar yang
            merupakan bentuk konstruksi identitas situasional yang
            disesuaikan dengan peran saya, peneliti, sebagai seorang
            patron literasi. Respons partisipan tentu bukan satu-satunya
            instrumen dalam penelitian dengan pendekatan etnografik.
            Konfirmasi dengan Bu Sri, juga staf pengajar lain, juga
            pengamatan terhadap aktivitas keseharian di PAUD menjadi
            penting untuk memvalidasi pernyataan para orangtua. Metode
            triangulasi, yaitu mengonfirmasi informasi kepada pihak lain,
            adalah salah satu cara untuk memastikan akurasi data. Bagian
            berikut menjelaskan pengamatan terhadap struktur kegiatan
            literasi di PAUD Bestari.
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64