Page 190 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 190
5. Mewarnai kebudayaan dan keagamaan.
Prinsip-prinsip Tantra terdapat dalam buku bernama Nigama, sedangkan
praktek-prakteknya dalam buku Agama. Sebagian buku-buku kono itu
telah hilang dan sebagian lagi tak dapat dimengerti karena tertulis dalam
tulisan rahasia untuk menjaga kerahasiaan Tantra terhadap mereka yang
tak memperoleh inisiasi. Ada beberapa jenis kitab yang memuat ajaran
Tantrayana, yaitu antara lain : Maha Nirwana Tantra, Kularnawa Tantra,
Tantra Bidhana, Yoginirdaya Tantra, Tantra sara, dsb.
Dalam perkembangannya, praktek tantra ini juga selalu mewarnai
kebudayaan dan keagamaan yang berkembang di nusantara. Hal ini dapat
dilihat dari berbagai jenis peninggalan prasasti, candi dan arca-arca bercorak
tantrik. Karakteristik tantrisme di India secara alami ajaran-ajarannya yang
berpedoman pada Weda, mengalir ke Indonesia. Konsekuensinya, bahwa
ajaran-ajaran Tantra yang bersumber pada Weda, di Indonesia berkembang
sebagaimana yang diharapkan oleh para pengikutnya.
Yantra
Yantra adalah sarana dan tempat memusatkan pikiran. Adapun unsur-unsur
sebuah yantra adalah: Titik (bindu), garis lurus, segitiga, lingkaran, heksagon
(persegienam), bujur sangkar, bintang (pentagon), garis melintang, svastika,
bintang segi enam (star heksagon), dan padma yang untuk lebih jelasnya dapat
diterangkan sebagai berikut:
1. Bindu (titik).
Titik adalah yang meresapi semua konsep ruang, setiap gerakan, setiap
bentuk, dapat dipahami sebagai terbuat dari titik-titik. Ruang alam, ether,
merupakan tempat, yaitu kemungkinan penegasan tempat-tempat tertentu
atau titik-titik. Yang meresapi segala, yang terbentang merupakan titik
secara matematik merupakan ekspresi dari sifat eter. Titik dapat juga
menggambarkan keterbatasan perbedaan yang satu eksistensi atau asal
manifestasi yang satu dengan yang lainnya. Ketika sesuatu eksistensi dalam
tingkat tidak termanifestasi menjadi bermanifestasi, maka manifestasi
mulai di berbagai tempat, dalam beberapa titik di ruang angkasa, dalam
beberapa titik waktu. Dan hal itu mesti terjadi secara spontan yang pada
mulanya sesuatu tidak muncul dan selanjutnya menampakkan diri dalam
suatu lokasi. Spontanitas pertama ketika sesuatu belum menampakkan diri
dan kemudian muncul dengan cukup digambarkan melalui titik, yang bisa
dijelaskan sebagai “suatu manifestasi yang terbatas”.
180 Kelas XII SMA/SMK