Page 189 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 189

pemanfaatan sesuatu yang bersifat duniawi (mundane). Untuk menggapai
                  dan mencapai sesuatu yang rohani (supra-mundane), serta penyamaan atau
                  pengidentikan antara  unsur mikrokosmos    dengan unsur makrokosmos
                  perlu diupayakan. Praktisi  tantra  memanfaatkan prana  (energi  semesta)
                  yang mengalir di seluruh alam semesta (termasuk dalam badan manusia)
                  untuk mencapai   tujuan yang diharapkan. Tujuan itu bisa  berupa  tujuan
                  material, bisa pula tujuan spiritual, atau gabungan keduanya.
                  Para penganut tantra meyakini bahwa pengalaman mistis adalah merupakan
                  suatu keharusan yang menjamin keberhasilan seseorang dalam menekuni
                  tantra. Beberapa  jenis  tantra  membutuhkan kehadiran seorang guru yang
                  mahir untuk membimbing kemajuan siswa tantra.
               3.  Simbol-simbol erotis.
                  Dalam   perkembangannya    dimana  tantra  sering menggunakan simbol-
                  simbol  material  termasuk   simbol-simbol  erotis. Tantra  sering kali
                  diidentikkan dengan ajaran kiri   yang mengajarkan pemenuhan nafsu
                  seksual, pembunuhan dan kepuasan makan daging. Padahal         beberapa
                  perguruan tantra  yang saat  ini  mempopulerkan diri  sebagai  tantra  putih
                  menjadikan pantangan mabuk-mabukan, makan daging dan hubungan
                  seksual sebagai sadhana dasar dalam meniti jalan tantra. Beberapa orang
                  Indolog beranggapan bahwa ada hubungan antara Konsep-Devi (Mother-
                  Goddes) yang bukti-buktinya terdapat dalam suatu zeal di Lembah Sindhu
                  (sekarang ada di Pakistan), dengan Konsep Mahanirwana Tantra. Konsep
                  ini  berpangkal  pada  percakapan Devi  Parwati  dengan Deva  Siva  yang
                  menguraikan turunnya    Devi  Durga  ke  Bumi  pada  zaman Kali   untuk
                  menyelamatkan dunia dari kehancuran moral dan perilaku.

               4.  Penyelamat dunia dari kehancuran.
                  Dalam beberapa sumber Devi Durga juga disebut “Candi”. Dari sinilah pada
                  mulanya muncul istilah “candi” (candikaghra) untuk menamai bangunan
                  suci sebagai tempat memuja Deva dan arwah yang telah suci. Peran Devi
                  Durga  dalam  menyelamatkan dunia   dari  kehancuran moral  dan perilaku
                  disebut  kalimosada. Kalimosada  (Kali-maha-usada), yang artinya   Devi
                  Durga  adalah  obat  yang paling mujarab dalam  zaman kekacauan moral,
                  pikiran dan perilaku;  sedangkan misi   Beliau turun ke   bumi   disebut
                  Kalika-Dharma. Seiring pendistorsian ajaran Hindu di Indonesia. Apakah
                  kalimosada ‘Kalimat Syahadat’.










                                                          Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti   179
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194