Page 184 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 184
semua aksara memiliki bunyi dan selalu hadir di dalam apa yang diucapkan
dan yang didengar, karena itu setiap mantra merupakan perwujudan (rupa)
dari Brahman. Dari manana atau berpikir didapatkan pengertian terhadap
kesejatian yang bersifat Esa, bahwa substansi Brahman dan Brahmanda itu
satu dari man yang sama, dan mantra datang dari suku pertama manana,
sedangkan tra berawal dari trana, atau pembebasan dari ikatan samsara
atau dunia fenomena ini. Dari kombinasi man dan tra itulah disebut
mantra yang dapat memanggil datang (matrana) catur varga atau empat
tujuan dari mahluk-mahluk luhur. Mantra adalah daya kekuatan yang
mendorong, ucapan berkekuatan (yang buah dari padanya disebut mantra-
siddhi) dan karena itu sangat efektif untuk menghasilkan catur varga,
persepsi kesejatian tunggal, dan mukti. Karena itu dikatakan bahwa siddhi
merupakan hasil yang pasti dari Japa. Dengan mantra dewata itu dicapai
(Sadhya). Dengan siddhi yang terkandung di dalam mantra itu terbukalah
visi tri bhuvana. Tujuan dari suatu puja (pemujaan), patha (pembacaan),
stava (himne), homa (pengorbanan), dhyana (kontemplasi) dan dharana
(konsentrasi) serta Samadhi adalah sama. Namun yang terakhir yaitu diksa
mantra, sadhana sakti bekerja bersama-sama dengan mantra. Sakti yang
memiliki daya revelasi dan api dengan demikian lalu memiliki kekuatan
yang luar biasa. Mantra khusus yang diterima ketika diinisiasi (diksa)
adalah vija mantra, yang ditabur di dalam tanah nurani seorang sadhaka.
Terkait dengan ajaran tantra seperti sandhya, nyasa, puja dan sebagainya
merupakan pohon dari cabang-cabang, daun-daunnya ialah sruti, vandana
bunganya, sedangkan kavaca terdiri atas mantra adalah buahnya (Avalon,
1997: 86).
Nitya Tantra menyebutkan berbagai sebutan terhadap mantra menurut
jumlah suku katanya. Mantra yang terdiri dari satu suku kata disebut Pinda,
tiga suku kata disebut Kartari. Mantra yang terdiri dari empat sampai
sembilan suku kata disebut Vija mantra. Sepuluh sampai dua puluh disebut
mantra, dan mantra yang terdiri lebih dari 20 suku kata disebut Mala. Tetapi
biasanya istilah Vija diberikan kepada mantra yang bersuku kata tunggal.
Mantra-mantra Tantrika disebut Vija mantra, disebut demikian karena
mantra-mantra itu merupakan biji dari buah yang tidak lain adalah sidhhi,
dan mantra-mantra Tantrika itu adalah saripatinya mantra. Mantra-mantra
Tantrika pada umumnya pendek, tidak dapat dikupas lagi secara etimologi,
seperti misalnya Hrim, Srm, Krim, Hum, Am, Phat dan sebagainya.
Setiap dewata memiliki vija. Mantram primer satu dewata disebut mula
mantra. Kata mula berarti jasad super halus dari dewata yang disebut
Kamakala. Mengucapkan mantra dengan tidak mengetahui artinya atau
174 Kelas XII SMA/SMK