Page 185 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 185
mengucapkan tanpa metode tidak lebih dari sekedar gerakan-gerakan
bibir. Matra itu tidur. Beberapa proses harus dilakukan sebelum mantra
itu diucapkan secara benar, dan proses-proses itu kembali menggunakan
mantra-mantra, seperti usaha penyucian mulut ‘mukhasodhana’, penyucian
lidah ‘jihvasodhana’, dan penyucian terhadap mantra-mantra itu sendiri
‘asaucabhanga’, kulluka, nirvana, setu, nidrabhanga ‘menbangunkan
mantra’, mantra chaitanya atau memberi daya hidup kepada mantra dan
mantrarthabhavana, yaitu membentuk bayangan mental terhadap dewata
yang menyatu di dalam mantra itu. Terdapat 10 samskara terhadap mantra
itu. Mantra tentang dewata adalah dewata itu sendiri. Getaran-getaran
ritmis dari bunyi yang dikandung oleh mantra itu bukan sekedar bertujuan
mengatur getaran yang tidak teratur dari kosakata seorang pemuja,
tetapi lebih jauh lagi dari irama mantra itu muncul perwujudan dewata,
demikianlah kesejatiannya. Mantra sisshi ialah kemampuan untuk membuat
mantra itu menjadi efektif dan mengasilkan buah, dalam hal itu mantra
itu disebut siddha (Avalon. 1997: 87). Berikut ini adalah beberapa mantra
yang dikutip dari buku Doa sehar-hari menurut Hindu, dapat dipergunakan
dalam kehidupan sehari-hari oleh umat sedharma, sebagai berikut:
Doa, bangun pagi:
Om jagrasca prabhata kalasca ya namah swaha.
Terjemahan:
Oh Hyang Widhi, hamba memuja-Mu, bahwa hamba telah bangun pagi
dalam keadaan selamat.
Doa, membersihkan diri (mandi):
Om gangga amrtha sarira sudhamam swaha, Om sarira parisudhamam
swaha.
Terjemahan:
Ya Tuhan, Engkau adalah sumber kehidupan abadi nan suci, semoga badan
hamba menjadi bersih dan suci.
Doa, di waktu akan menikmati makanan:
Om Ang Kang kasolkaya ica na ya namah swaha, swasti swasti sarwa
Deva bhuta pradhana purusa sang yoga ya namah.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 175