Page 182 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 182
3. Doa (Mantra)
Maha Rsi Manu yang disebut sebagai peletak dasar hukum yang
digambarkan sebagai orang yang pertama memperoleh mantra. Beliau
mengajarkan mantra itu kepada umat manusia dengan menjelaskan
hubungan antara mantra dengan objeknya. Demikianlah mantra merupakan
bahasa ciptaan yang pertama. Mantra-mantra digambarkan dalam bentuk
yang sangat halus dari sesuatu, bersifat abadi, berbentuk formula yang
tidak dapat dihancurkan yang merupakan asal dari semua bentuk yang
tidak abadi. Bahasa yang pertama diajarka oleh Manu adalah bahasa awal
dari segalanya, bersifat abadi, penuh makna. Bahasa Sanskerta diyakini
sebagai bahasa yang langsung barasal dari bahasa yang pertama, sedang
bahasa-bahasa lainnya dianggap perkembangan dari bahasa Sanskerta
(Majumdar, 1916, p.603). Sebagai asal dari bahasa yang benar, merupakan
ucapan suci yang digunakan dalam pemujaan disebut mantra. Kata mantra
berarti “bentuk pikiran”. Seseorang yang mampu memahami makna yang
terkandung di dalam mantra dapat merealisasikan apa yang digambarkan
di dalam mantra itu (Danielou, 1964, 334).
Bentuk abstrak yang dimanifestasikan itu berasal dan diidentikkan dengan
para Deva (dewata). Mantra merupakan sifat alami dari Deva-Deva dan
tidak dapat dipisahkan (keduanya) itu. Kekuasaan para Deva merupakan
satu kesatuan dengan nama-Nya. Aksara suci dan mantra, yang menjadi
kendaraan gaib para deva dapat menghubungkan penyembah dengan
dewata yang dipuja. Dengan mantra yang memadai mahluk-mahluk halus
dapat dimohon kehadirannya. Mantra, oleh karenanya merupakan kunci
yang penting dalam aktivitas ritual dari semua agama dan juga digunakan
dalam aktivitas bentuk-bentuk magis. Pustaka Yamala Tantra menjelaskan
sebagai berikut; “sesungguhnya, tubuh dewata muncul dari mantra atau
bizamantra”. Masing-masing dewata digambarkan dengan sebuah mantra
yang jelas, dan melalui bunyi-bunyi yang misterius. Arca dapat disucikan
dengan mantra dan arca tersebut menjadi ‘hidup’. Demikianlah kekuatan
sebuah mantra yang menghadirkan dewata dan masuk ke dalam arca.
Sebagai benang penghubung dunia yang berbeda, jembatan dari yang
berbeda, mantra-mantra adalah instrume, melalui mantra itu dapat dicapai
sesuatu diluar kemampuan persepsi seseorang.
“Sebuah mantra; dinamakan demikian karena membimbing pikiran
(manana) dan hal itu merupakan pengetahuan tentang alam semesta dan
perlindungan (trana) dari perpindahan jiwa, dapat dicapai” (Pingala Tantra)
“Disebut sebagai sebuah mantra karena pikiran terlindungi” (Mantra
Maharnava, dikutip oleh Devaraja Vidya Vacaspati) Sumber: http://
ngarayana.web.ugm.ac.id/2010/10/tantra/.
172 Kelas XII SMA/SMK