Page 86 - Kelas 12 Hindu BS press
P. 86
d. Sulwasutra.
Kitab ini memuat penjelasan tentang pokok-pokok aturan tata bangunan.
Disamping itu juga memuat tentang ukuran membuat altar yang ada
kaitannya dengan kebutuhan upacara sebagaimana termuat dalam kitab
Srautasutra.
Dari beberapa penjelaskan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan agama Hindu pada zaman brahmana telah sampai ke India
bagian tengah, yaitu di dataran tinggi Dekan disekitar lembah sungai
Yamuna. Ditempat inilah ditulis peraturan-peraturan mengenai tuntunan
upacara dan tata susila. Dasar penyusunannya adalah berdasarkan pada
kitab weda, dengan demikian kebenaran isinya tidak perlu diragukan lagi.
Pelaksanaan upacara yadnya pada zaman Brahmana selalu disertai dengan
mantra-mantra catur weda sruti yang dirapalkan oleh para pendeta. Pendeta
yang khusus bertugas merafalkan Rg.Weda disebut dengan nama Hotri,
untuk Sama Weda disebut dengan Udgatri, untuk Yajur Weda disebut
dengan Adwaryu, sedangkan pendeta yang merapalkan kitab Atharwa
Weda disebut dengan nama Brahmana.
Mengingat betapa pentingnya upacara yadnya yang dilakukan pada waktu
itu, maka rapalan-rapalan mantra weda sruti pun harus menyertai dan
diucapkan dengan baik dan benar. Oleh sebab itu, ke empat bagian dari
weda sruti harus dipelajari secara baik oleh para pendeta yang membacanya
pada waktu upacara berlangsung.
Sedangkan kehidupan masyarakat pada zaman brahmana terbagi menjadi
empat kelompok yang disebut dengan istilah Catur Asrama yaitu
(Brahmacari, Grhasta, Wanaprasta, Samyasin). Keempat system inilah
yang dipergunakan sebagai penuntun umat untuk mencapai kesempurnaan
hidup di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya pemikiran yang ada pada
zaman brahmana merupakan pendahuluan dari pemikiran yang bersifat
metafisik. Pemikiran semacam ini pada dasarnya sudah ada di zaman weda,
hanya saja pada zaman Brahmana pemikiran itu diperluas dengan bentuk
yang abstrak dan sistematis.
Konsep ketuhanan pada zaman brahmana bersifat satu kesatuan dalam arti
bahwa keberadaan para dewa yang banyak itu pada hakekatnya berasal
dari dewa yang dipandang sebagai asal mula semua yang ada. Semua yang
ada di alam semesta ini dipandang sebagai perwujudan dari dewa yang
satu, yang disebut Brahman atau Prajapati. Beliau adalah maha kuasa,
adi kodrati, kekal, dan yang dipandang sebagai Tuhan Yang Maha Esa,
pencipta alam semesta beserta dengan isinya.
76 Kelas XII SMA/SMK