Page 14 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 14
Nanda adalah tipe yang tidak jauh berbeda dari bosnya.
Ketika disodori urusan kerja, fokusnya hanya akan ada di
situ.
Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan diriku,
yang justru segera seperti amnesia sesaat setelah jam
pulang kerja. Aku berusaha untuk membuat diriku
nyaman, dan tidak ingin memikirkan tentang urusan
pekerjaan yang belum selesai sekalipun, karena waktu ini
sangat berharga. Kerja ya kerja, santai ya santai.
Sayangnya semua aturan itu tidak berlaku untuk Nanda,
yang merasa wajib harus menyelesaikan tugasnya
seketika daripada menjadi beban, dan setelah itu, ia tidak
akan bisa tidur hingga yakin semuanya beres. Nanda bisa
menjadi mayat hidup hanya agar semua pekerjaannya
tidak tertunda. Tahu, kan, mata hitam berbentuk
lingkaran yang seolah lebam habis kena tinju, dengan
tatapan kuyu, karena tidak tidur cukup, demi
menyelesaikan pekerjaannya. Persis seperti mayat hidup
alias zombie yang ada di film-film.
“Woy, melamun!” kata Nanda yang sekali lagi
melayangkan kecupannya di keningku, membuatku
terkejut.
Aku berusaha mencubit perutnya, seperti kebiasaanku
jika ingin menggodanya, melihatnya meraung minta
ampun, memohon aku agar melepas cubitannya. Kali ini
ia dengan sigap, menangkap kedua tanganku dan
11