Page 16 - Rencana & Cerita Pendek Lainnya
P. 16

“Tapi  dia  selalu  ikut  memesan  kopi  kesukaanku,”  bela
               Nanda.

               “Yang tidak pernah dia minum, bro. Kamu sadar gak, sih?
               Selama kamu kenal sama dia, gak pernah nanya apa yang
               dia suka, apa yang dia butuhkan, apa yang dia benci, apa
               yang  dia  impikan?”  pertanyaan  Leo  membuat  Nanda
               membenamkan  kepalanya  ke  lipatan  lengannya  yang
               bersandar di meja.

               Aku membelai rambutnya dengan perlahan.

               “Aku  hanya  tidak  ingin  merepotkan  kamu  yang  sibuk
               dengan  pekerjaanmu  yang  jelas  lebih  penting,  demi
               mewujudkan mimpi kita kalau kelak menikah,” kataku.

               Nanda mulai terisak. Leo hanya diam menatapnya. Aku
               balas  menatap  Leo,  berharap  dia  seharusnya  tidak
               mengatakan hal-hal yang hanya akan menyakiti pria yang
               kucintai ini.

               “Ingat  gak,  dulu  kamu  bilang  akan  bekerja  keras  agar
               kelak kita menikah di kapel kecil yang kamu impikan itu,
               di Jamaica’s Sandals Ochi Beach. Kamu jatuh cinta pada
               kapel  itu  sejak  melihat  fotonya  di  internet,  kapel  kayu
               yang  dapat  menampung  56  tamu,  tepat  di  tepi  laut
               dengan  pemandangan  laut  Karibia  360  derajat.  Airnya
               sejernih  kaca,  anginnya  sepoi,  dengan  nuansa  serba
               putih  dan  ensembel  ukulele  memainkan  lagu  Here
               Comes the Bride, menyambutku ke pelukanmu. Kita akan



                                                                    13
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21