Page 38 - Matinya Seorang Anak Muda di Negeri Ini & Cerita Pendek Lainnya
P. 38
Rahasia Enny
Aku duduk melamun di depan laptopku, memikirkan
semua kecewa dan amarah yang tidak terbendung.
Sesekali kepalan tanganku menghantam meja kayu
berbentuk persegi panjang ini, membuat orang-orang di
dalam ruangan menatapiku dengan rasa segan.
“Buntu, Jer?” sapa Merry, editor seniorku.
“Aku tidak tahu harus melanjutkan tulisan ini ke mana,
Mer,” jawabku sambil menyeruput kopi yang sudah
dingin di cangkir merah kesayanganku.
“Masuk ke ruanganku, sekarang,” kata Merry yang
segera kupatuhi.
Kami duduk berhadapan, terpisah oleh mejanya
berbentuk oval yang dijejali tumpukan berkas dan
sebuah monitor komputer yang penuh dengan tempelan
memo kecil aneka warna. Merry merapikan letak
kacamatanya, sesekali menatap rangkaian kata yang
kutulis, salinan naskahku yang tiba-tiba terputus di
monitor di hadapannya.
“Mengapa kamu begitu terobsesi dengan Enny Arrow,
Jer? Apa yang istimewa dengan sastra erotis Indonesia di
masa lalu?” tanya Merry.
35