Page 60 - ASPPUK_FellowshipJurnalistik
P. 60
selama berabad-abad di masa lampau. riset selama bertahun-tahun,hasilnya terbit
dalam buku berjudul Kerajinan Tradisional
Meskipun begitu, kelancaran sedia bahan- Buton; Warisan Negeri yang Menakjubkan.”
bahan alami untuk pewarna bergantung
cuaca. Anomali cuaca membuat Idah sering Tenun Buton mereka deskripsikan sebagai
termangu di dalam rumah. Bikin pewarna kerajinan yang diperkirakan tumbuh dan
alam, maupun menenun sangat bergantung berkembang di Buton sejak era kerajaan
pada terik matahari. dan kesultanan hingga kini.
Ditemukan satu manuskrip surat Gubernur
Jejak pewarna alam VOC, Pieter Both, yang memberikan
gambaran saat kunjungan ke Buton pada
Praktik penggunaan pewarna alami, 29 Agustus 1613, melihat warga Buton di
sebenarnya dilakukan oleh nenek moyang pelabuhan melakukan transaksi dengan
dulu, hanya saja, tergerus dalam perjalanan kampua, alat pembayaran sah di Kesultanan
waktu terlibas bahan sintetis. Buton masa itu. Both gambarkan kampua
seperti ‘lap kecil’.
Imran Kudus, budayawan lokal Baubau,
mengatakan, tidak menemukan deskripsi Kampua berupa tenun kasar dengan
yang menjelaskan fase berakhirnya bahan terbuat dari benang kapas budidaya
penggunaan pewarna alam pada tenun di penduduk lokal, yang dalam proses
wilayah eks Kesultanan Buton. pewarnaan benang dengan pewarnaan
alam.
Kudus dan rekannya, Agus Slamet, telah
60 Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan dan Perubahan Iklim