Page 56 - ASPPUK_FellowshipJurnalistik
P. 56
Tanaman talas di pematang sawah untuk makanan tikus. Foto Pito Agustin Rudiana/Wanaloka.com.
tidak diolah (mentahan) mengandung gas Upaya ini akan mengurangi penggunaan
metan. Bila lepas ke udara akan menambah bahan bakar minyak (BBM) kendaraan
gas rumah kaca yang memerangkap panas bermotor sehingga emisi karbon pun
bumi sehingga suhu bumi makin panas. berkurang.
“Proses produksi pupuk kimia di pabrik Budidaya padi organik (tanpa pupuk
menggunakan energi tak terbarukan,” dan pestisida kimia) diakui Kepala Dinas
imbuh Yoko. Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon
Progo, Drajat Purbadi telah dilakukan di
Sana Ullaili menambahkan, pola pertanian Kulon Progo. Semisal di Desa Jatisarono,
lestari merupakan cara untuk beradaptasi Kecamatan Nanggulan yang sekaligus
dan memitigasi perubahan iklim. Pupuk menjadi percontohan.
kimia membuat batang-batang padi menjadi
kaku dan keras sehingga gampang ambruk Dari total luas sawah di Kulon Progo 11.047
saat diterpa hujan lebat atau angin kencang. menurut Data BPS 2021, hanya lima persen
lahan yang menerapkan pertanian organik.
“Berbeda dengan penggunaan pupuk alami
yang membuat padi lentur,” kata dia. “Harapan kami, semakin banyak semakin
bagus. Tapi kan tak mudah mengubah
Pertanian lestari juga menerapkan distribusi (pertanian konvensional ke organik),” kata
pangan yang tidak terlalu jauh, karena Drajat saat dihubungi Wanaloka.com
memprioritaskan pemenuhan kebutuhan melalui sambungan telepon, Jumat, 17 Mei
bagi keluarga dan orang-orang sekitarnya. 2024 sore.
56 Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan dan Perubahan Iklim