Page 57 - ASPPUK_FellowshipJurnalistik
P. 57
Drajat menilai petani lebih mudah Padahal perubahan iklim disebabkan oleh
menggunakan pupuk urea ketimbang ulah manusia sendiri.
kotoran ternak. Pupuk urea bisa cepat “Harusnya orang-orang itu sudah mulai
ditebarkan. Sedangkan pupuk kandang berpikir, kalau tidak berani berubah ke
perlu angkutan untuk membawanya ke pertanian lestari, bumi akan rusak toh.
sawah karena berjumlah banyak. Nanam diberi pupuk kimia dalam jumlah
“Jumlah ternak kami juga terbatas. Tidak banyak, semakin banyak, semakin banyak.
mencukupi untuk memenuhi seluruh Hasilnya nggak bagus, karena sudah
pertanian di Kulon Progo,” ucap Drajat. tergantung,” kata Tuti.
Sementara proses pengendalian hama Ia melihat sendiri petani menyemprot
dengan cara hayati, menurut dia butuh tanaman kacang panjangnya dengan
waktu lebih lama, karena perlu ketelitian pestisida dua hari sekali, tak jauh dari petak
dan perlakuan khusus. sawahnya. Petani itu juga memanennya dua
kali sehari, lalu dijual.
“Dan itu harus dilakukan berulang kali.
Kalau disemprot dengan pestisida, hama “Njuk orang ini mung mangan racun? Tapi dho
habis,” kata Drajat. ora ngerti lho (lantas orang ini cuma makan
racun? Tapi kan pada nggak tahu lho). Itu
Sebagai petani, Tuti tak bisa membayangkan baru kacang panjang, belum yang lain,” lagi-
dampak perubahan iklim bagi dirinya, lagi dia bergidik.
keluarga, tetangga, dan masyarakat luas.
Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan dan Perubahan Iklim 57