Page 295 - BUKU TANYA JAWAB SEPUTAR PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI TINGKAT PUSAT_Neat
P. 295

Jawaban:
                Dapat dikenakan, hal ini tergantung dari kebijakan pembentuk
                peraturan perundang-undangan. Namun, sebaiknya perlu dihin-
                dari adanya double sanction yang biasanya memberatkan pelaku.
                Jadi, pembentuk peraturan perundang-undangan harus memilih
                salah satu sanksi, yaitu sanksi administratif atau sanksi pidana.
                    Jan Remmelink mengatakan bahwa “Kita harus mengakui
                bahwa kadar keseriusan pelaku, sifat perilaku yang merugikan
                atau membahayakan, termasuk situasi kondisi yang meliputi
                perbuatan tersebut, memaksa kita menarik kesimpulan bahwa
                sistem-sistem sanksi lainnya (perdata dan administratif, penulis),
                demi alasan teknis murni, kurang bermanfaat untuk menanggu-
                langi atau mencegah dilakukannya tindakan kriminal.” Namun,
                Jan Remmelink mengingatkan bahwa “Pidana adalah dan akan
                tetap harus dipandang sebagai ultimum remedium.”
                    Sanksi pidana juga sudah memperkenalkan adanya pidana
                tambahan berupa sanksi lainnya. Hal ini perlu menjadi pertim-
                bangan dalam merumuskan ketentuan yang memuat sanksi.


            Pertanyaan 199

            Apakah peraturan menteri dapat memuat ketentuan mengenai sanksi
            administratif?
                Jawaban:
                Tidak dapat, peraturan menteri hanya dapat mengatur mengenai
                tata cara atau mekanisme penegakannya bagi yang melanggar
                ketentuan hukum yang diancam dengan sanksi administratif.
                    Pada dasarnya pengenaan sanksi administrasi harus dican-
                tumkan dalam undang-undang atau mengacu kepada undang-
                undang.




        240             BUKU TANYA JAWAB SEPUTAR PEMBENTUKAN PERATURAN
                             PERUNDANG-UNDANGAN DI TINGKAT PUSAT
   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300