Page 35 - BUKU GABUNGAN revisi 17.11.24_Neat
P. 35
Fisika Modern Terintegrasi Etnosains
itu, tidak ada kerangka acuan inersia yang diutamakan, dan tidak mungkin bagi
kita untuk menentukan gerakan absolut (Khumaeni, 2022: 23).
Jika Postulat 2 tidak benar, maka kecepatan cahaya akan berbeda-beda
tergantung pada kerangka acuan inersia. Hal ini memungkinkan kita untuk
membedakan antara kerangka acuan inersia dan non-inersia, dan bahkan
menemukan kerangka acuan absolut. Ini bertentangan dengan Postulat 1, yang
menyatakan bahwa semua kerangka acuan inersia adalah setara.
Percobaan Michelson-Morley, yang dilakukan sebelum Einstein
menerbitkan teori relativitas khusus, bertujuan untuk mendeteksi eter, media
hipotetis yang diyakini sebagai perantara perambatan cahaya. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa kecepatan cahaya tidak bergantung pada gerakan Bumi
melalui eter, yang mendukung Postulat 2.
Meskipun Einstein mungkin tidak mengetahui detail percobaan Michelson-
Morley, dasar asumsi eksperimen tersebut memang salah. Eksperimen tersebut
mengasumsikan bahwa kecepatan cahaya mengikuti transformasi kecepatan
Galileo, yang menyatakan bahwa kecepatan cahaya adalah c - v ketika cahaya
merambat melawan gerakan eter (dimana v adalah kecepatan Bumi melalui
eter).
Namun, Postulat 2 menyatakan bahwa kecepatan cahaya selalu c,
terlepas dari gerakan pengamat atau sumber cahaya. Ini berarti bahwa cahaya
akan merambat dengan kecepatan c baik saat bergerak melawan atau searah
dengan gerakan eter. Oleh karena itu, cahaya akan selalu mengalami
perambatan balik setelah terjadi pemantulan dari cermin dengan kecepatan c,
bukan c + v (Jewett, 2010: 223).
Kesimpulannya, Postulat 2 Relativitas Khusus merupakan konsekuensi
logis dari Postulat 1, dan percobaan Michelson-Morley memberikan bukti
empiris yang mendukung Postulat 2.
29