Page 69 - Buku Referensi Employee Engagement
P. 69
Teori pengharapan membantu menjelaskan
mengapa banyak sekali pekerja tidak termotivasi
pada pekerjaannya dan semata-mata melakukan hal
yng minimal sekedar menjalankan kewajiban. Ini
jelas bila dikaji ketiga hubungan teori tersebut
secara sedikit lebih rinci. Pertama, jika saya
MILIK PENERBIT
memberi upaya maksimal, akankah itu diakui dalam
penilaian kinerja saya ? Bagi kebanyakan
GORESAN PENA
karyawan, jawabannya adalah tidak. Mengapa ?
Tingkat keterampilan mereka mungkin kurang, yang
berarti seberapa keras pun mereka berupaya,
kemungkinan mereka akan berprestasi tinggi akan
kecil. Kemungkinan yang lain lagi adalah bahwa
karyawan itu, benar atau salah, mempersepsikan
bahwa atasannya tidak menyukainya. Akibatnya, ia
memperkirakan memperoleh penilaian yang buruk
seberapapun tingkat upayanya.
Kedua, jika saya mendapat penilaian kinerja
yang baik, akankah itu menghasilkan imbalan
organisasi ? Banyak karyawan melihat lemahnya
hubungan kinerja – imbalan dalam pekerjaan
mereka. Alasannya adalah bahwa organisasi-
organisasi mengganjar banyak hal disamping
kinerja. Misalnya, bila upah dialokasikan ke para
karyawan berdasarkan faktor-faktor seperti
senioritas, sikap kooperatif atau “menjilat” atasan,
kemungkinan besar para karyawan melihat
lemahnya hubungan kinerja – imbalan dan
menghilangkan motivasi.
58│ Dr. H. Badaruddin Muhdini, S.T., M.M.