Page 132 - just duit_Spread
P. 132

Jadi,  tidaklah  berlebihan  jika  kita  sebaiknya  tidak  menerapkan
        demokrasi  ala  Barat,  melainkan  demokrasi  ala  Indonesia,  agar  kita
        tetap  dapat  mempertahankan  nilai-nilai  ketuhanan  dan  ketimuran
        kita,  sekaligus  dapat  menegakkan  sisteni  demokrasi  yang  menghargai
        hak  asasi  manusia  serta  supremasi  hukum.
           Sebab,  jika  isu  reformasi  atau  demokrasi  yang  menurut  saya  masih
        liar  itu  dibiarkan  tanpa  kendali,  maka  masyarakat  Indonesia  bisa
        rusak dan  hancur.  Sebab  kebanyakan  masyarakat kita masih hidup  di
        bawah  garis  kemiskinan  dan  kebodohan,  apalagi  di  zaman  krisis,
        banyak  orang  di-PHK  dan  menganggur,  padahal  biaya  hidup  se-
        makin  melangit.  Jangankan  orang  yang  memang  berwatak  jahat,
        orang  saleh  pun  bisa  lebih  mudah  khilaf dan  berbuat  kriminal  demi
        mempertahankan    hidup,  dan  mudah  pula  dihasut  dan  ditunggangi
        oleh  oportunis  (biasanya  adalah  orang,  atau  kakitangan  orang,  yang
        ingin  tetap  berkuasa,  atau  yang  bernafsu  ingin  segera  berkuasa;  me-
        reka  biasanya  adalah public figure  atau  pemimpin  organisasi  tertentu,
        yang bisa memanfaatkan  media massa atau massa untuk menyalurkan
        pendapatnya  yang  sering  kali  provokatif)  yang  menyalahgunakan  ka-
        ta demokrasi  dan  reformasi untuk  mencapai  tujuannya.  Lihatlah  be-
        tapa  takutnya  masyarakat  awam  kita  terhadap  kumpulan  massa,  se-
        bab  sewaktu-waktu  acara  pertemuan  massa  apa  saja  (apakah  agama,
        apakah  hiburan)  bisa  berakhir  dengan  kerusuhan,  pembakaran,  dan
        penjarahan  harta  milik  orang  lain  yang  tidak  ada  sangkut  pautnya.
           Sialnya,  aparat  penegak hukum  seperti  polisi  dan  tentara juga  te-
        lah  termakan  teror kata demokrasi  dan  hak  asasi manusia  (HAM)  se-
        hingga tidak berani  bertindak  tegas  terhadap  orang konyol  yang per-
        nyataan  dan  perilakunya  menjurus  provokasi  massa  untuk  memicu
        instabilitas  politik,  ekonomi,  dan  sosial  budaya.
           Jika  pemerintah  dan/atau  aparat  keamanan  mulai  akan  bertindak
        tegas,  "provokator"  (predikat  ini  bisa  saja  adalah  orang  terhormat
        yang  menjabat  posisi  penting,  atau  pengamat  yang  populer,  atau  si-
        apa  saja yang mempunyai  peluang menggunakan  media  massa  untuk
        menyampaikan   pernyataannya)  itu  mulai  mengancam  dengan  istilah
        klise,  "Mau  memberangus  demokrasi?  Ini jaman  reformasi,  dan  bu-
        kan  Orba!"



                                       116
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137