Page 137 - just duit_Spread
P. 137

Begitulah  kira-kira  analogi  yang  bisa  saya  gambarkan  tentang  ba-
       gaimana  susahnya  memberantas  perilaku  korup.  Hal  itu  bisa  ber-
       tambah  buruk  dan  kusut  jika  analogi  skenario  dibuat  lebih  kejam,
       misalnya  (sekali  lagi  hanya  misalnya)  jika  cara  seseorang  mendapat
       jabatan  adalah  dengan  praktek  upeti,  atau  lelang,  atau  politik  uang
       misalnya:  untuk menjabat  posisi  "SMP"  ('sekolah  menengah  pertama',
       saya  analogikan  dengan  istilah  dunia  pendidikan  agar  tidak  me-
       nyinggung siapa pun)  harus memberi  upeti  sekian puluh juta rupiah
       kepada  "SMU";  sedangkan untuk menjadi  "SMU"  harus memberikan
       upeti  sekian  ratus  juta  rupiah  kepada  "Bachelor";  sedangkan  untuk
       menjadi  "Bachelor"  harus  memberikan  upeti  sekian  milyar  rupiah
       kepada  "Master",  dan  untuk  menjadi  "Master"  harus  memberikan
       upeti  sekian  ratus  milyar  kepada  "Doctor".
          Karena  posisi  yang  didapat  telah  mengeluarkan  biaya  yang  tidak
       sedikit,  maka  tidaklah  mengherankan jika  setelah  menjabat  akan  se-
       segera  dan  seserakah  mungkin  menumpuk  kekayaan  dengan  praktek
       KKN,  karena  ibarat  bisnis,  mereka  harus  mendapat  ROI  (return  on
       investment)  yang  memuaskan.  Dan  karena  praktek  upeti  yang  sede-
       mikian  luas  dari  bawah  ke  atas  dari  kiri  ke  kanan,  maka  perbuatan
       korup  adalah  mustahil  diberantas  dalam  waktu  singkat.
          Menurut  hemat  saya,  andaikan  aksi  antikorupsi  diberlakukan  de-
       ngan  ketat  mulai  sekarang,  diperlukan  waktu  sampai  punahnya  tiga
       generasi  (pejabat yang sekarang disebut  sebagai  kakek,  anaknya yang
       mungkin  telah juga menjadi  pejabat,  dan  cucunya yang telah belajar
       atau  mengamati  perilaku  ayah  dan  kakeknya)  baru  perilaku  korup
       bisa dikurangi sampai tingkat minimal.  Kalau sampai hilang sama se-
       kali,  itu  mustahil,  kecuali  telah  tidak  menjadi  manusia  lagi.  Sistem
       dan  aksi  pemberantasan  perilaku  korup  hanya  bisa  mencegah  dan
       mengurangi perilaku korup,  dan  tidak bisa melenyapkannya sama se-
       kali  karena  sifat  itu  melekat  pada  manusia.
          Saya  tidak  menyinggung  perihal  orang  swasta  yang  melakukan
       penyuapan  (kolusi  atau  memberikan  upeti)  kepada  pejabat  di  ins-
       tansi  pemerintahan,  karena siapa pun  tidak  akan  bisa melakukan  tin-
       dak  penyuapan  jika  tidak  diijinkan  atau  diterima  oleh  sang  pejabat.
       Ibaratnya,  pedang  tidak  akan  mudah  masuk  sarung  jika  tidak  mau
       sama mau,  bukan?  Bahkan dalam banyak kasus,  tindakan penyuapan


                                      121
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142