Page 139 - just duit_Spread
P. 139

Untuk  mempertahankan   kebiasaan  korup  mereka,  petugas  gugus
        depan  (front-liner)  yang  menerima  upeti  langsung  dari  masyarakat
        mengalokasikan  persentase  upeti  kepada  atasan-atasannya  sehingga
        semua  orang  di  instansi  tersebut  kebagian  jatah.  Dengan  demikian
        aksi  korup  itu  bisa  berlangsung  dengan  aman,  tertib,  dan  langgeng,
        turun  temurun.
           Praktek seperti  di  atas,  yakni  dengan  sengaja membuat peraturan
        yang  berbelat-belit  agar  masyarakat  memberi  'pungli'  untuk  mem-
        permudah  dan  mempercepat  urusan  dan  mendapat  pelayanan  yang
        lumayan  baik,  jelas  merugikan  masyarakat.  Dan  sesungguhnya  ini
        benar-benar  ironis  dan  tragis  karena  petugas  yang  notabene  digaji
        oleh masyarakat melalui pembayaran pajak untuk melayani masyarakat
        malahan  melakukan  'semi  pemerasan'  masyarakat  di  saat  masyarakat
        memerlukan  pelayanan.
           Dalam  banyak  kasus,  budaya  mata  duitan  itu  dimanfaatkan  oleh
        individu  maupun  mafia  untuk praktek yang  merugikan  negara  mau-
        pun  kesejahteraan  bangsa  secara  luas,  misalnya  penyelundupan  dan
        peredaran  narkoba,  senjata  api  ilegal,  pencetakan  dan  peredaran  uang
        palsu,  dan  sejenisnya.  Karena  sudah  terbiasa  menerima  suap,  maka
        bisa saja pejabat yang seharusnya waspada dan memberantas terhadap
        produk-produk  yang  membahayakan    masyarakat,  membiarkannya
        lolos.  Celaka sembilan  belas!!
          Jadi,  jika  petugas  atau  pejabat  pemerintahan  tidak  mau  menerima
        suap, dan memperbaiki sistem prosedur kerja di instansinya agar ma-
        syarakat terlayani  dengan  baik dan  benar,  apalagi jika penyuap  dian-
        cam  tindak  pidana  jika  melakukan  suap,  siapakah  yang  mau  mela-
        kukan suap?
           Jadi  jika  ada  orang  yang  menuduh  bahwa  praktek  suap  itu  adalah
        itikad  dan  inisiatif dari  masyarakat,  itu  adalah  pernyataan  naif (atau
        idiot? Atau  'maling teriak maling'?), sebab jika masyarakat bisa men-
        dapatkan  pelayanan  yang  baik  dan  efisien,  apakah  masyarakat  mau
        mengeluarkan  uang untuk menyuap?
           Kita melihat,  secara pragmatis-praktis, uang rupanya lebih berkuasa
        dan  lebih  dipuja  daripada Tuhan,  sehingga  untuk  mendapatkannya,
        sangat  sering  orang  menghalalkan  segala  macam  cara,  termasuk  ko-
        rupsi.  (Jangankan baru  orang  model  anda atau  saya,  rasul yang ber-


                                       123
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144