Page 127 - just duit_Spread
P. 127

Harap  diingat,  beberapa  pemikir  dan  pencetus  demokrasi  dan
            human  right itu adalah secular humanist,  existentialist, yang tidak
            percaya  agama  dan  tidak  perduli Tuhan.
         2.  Harus  "Berperikemanusiaan  yang  adil  dan  beradab";  jadi  tidak
             boleh ada tindakan sewenang-wenang seperti hukum rimba, siapa
            kuat  dia menang. Jika  ada yang bersalah,  proses hukumlah yang
            akan  memutuskan  status  dan  hukumannya.  Perlu  kita  renungkan
             dan  ambil  hikmahnya,  bahwa  sejak  tragedi  medio  Mei  1998,
             bangsa  kita  yang  terkenal  ramah,  sopan  dan  toleran,  telah  men-
             dapat  cercaan—baik  dari  dalam  negeri  maupun  luar  negeri—se-
             bagai  bangsa yang  biadab,  yang masyarakatnya seolah-olah  "ber-
             darah dingin", yang mampu menjarah dan membakar harta orang
             lain, bahkan sesamanya, sambil tertawa riang, yang mampu meng-
             aniaya;  bahkan  memperkosa  massal  orang  yang  tidak  relevan  ber-
             salah,  dengan  suka  cita  (semua  kebiadaban  itu  terdokumentasi
             dan ditayangkan di media cetak maupun elektronik internasional).
             Itu  bukanlah  kemanusiaan  yang  adil  apalagi  beradab!
         3.  Harus  "Persatuan  Indonesia";  kita  perlu  mewaspadai  siapa  pun
             juga—baik  pihak-pihak  dari  luar  negeri  maupun  tokoh-tokoh
             masyarakat kita—yang berniat untuk menghancurkan bangsa kita
             dengan  alasan  apa pun,  termasuk demokrasi  atau  reformasi  atau
             federalisme. Jangan  terjebak  dengan  isu  demokrasi  sehingga kita
             meniru  Uni  Soviet,  dari  negara  adidaya  menjadi  negara  miskin
             babak  belur  terpecah  belah.  Demokrasi  memperbolehkan  warga
             menuntut  hak  atau  memprotes  apa  saja,  selama  dalam  konteks
             persatuan  Indonesia,  sehingga  ide  untuk  meminta  opsi  merdeka
             dari  negara  kesatuan  RI  harus  dilarang.  Jika  membandel,  harus
             ditindak tegas dan diperlakukan sebagai pemberontak!  Dalam hal
             ini,  jangan  takut  terhadap  pihak  mana  pun,  sebab  jika  ada  negara
             asing—Amerika sekalipun—yang mengecam tindakan represif me-
             nentang pemberontak,  telah mengintervensi urusan  dalam negeri
             negara lain, dan mereka salah. Apalagi jika yang memprotes adalah
             oknum  DPR/MPR kita   sendiri,  maka  orang yang memprotes  itu
             bisa  disebut  pengkhianat  bangsa,  dan  bukan  warga  negara  Indo-


                                        111
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132