Page 142 - ORASI ILMIAH PROF. DR. POPPY ANDI LOLO SH. MH.
P. 142

141







                        objektif.  Penambahan  unsur  materiil  muatan  unsur  subjektif  dan  objektif


                        tersebut  diarahkan  agar  menyentuh  unsur  kejahatan  kemanusiaan  (Crime

                        Against Humanity) sehingga hasil kriminalisasinya dapat menjadi kejahatan


                        luar biasa (extra ordinary crime) yang pada gilirannya akan menjadi sarana

                        untuk  memberantas  dan  mencegah  Tindak  Pidana  Perdagangan  Orang


                        (TPPO) di Indonesia.


                        2.  Jenis dan Jumlah Sanksi Pidana


                        2.1. Sanksi  Dalam  Kitab  Undang-Undang  Hukum  Pidana  (KUHP)    dan

                            Peraturan Lain

                               Salah satu aspek yang dianalisis dalam penelitian ini adalah jenis dan


                        jumlah  sanksi  pidana  dalam  perundang-undangan  yang  mengatur  tindak

                        pidana perdagangan orang. Hal ini sangat penting karena dalam perspektif


                        kriminologi,  khususnya  etiologi  kriminal,  sanksi  pidana  merupakan  reaksi

                        masyarakat  terhadap  pelaku  kejahatan.  Reaksi  tersebut  dapat  dipahami


                        adalah  sanksi  yang  diterapkan  kepada  pelaku  melalui  putusan  pengadilan

                        (ingkrach van gewisjde) dan sanksi yang diberikan oleh warga masyarakat

                        baik  secara  individu  dan  atau  kelompok.  Dalam  kaitan  itu,  pembahasan


                        tentang sanksi akan mengacu pada sanksi pidana yang terekonstruksi dalam


                        ketentuan  perundang-undangan  pidana  sebagaimana  pembahasan  dalam

                        sub bab berikut :


                               Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) hanya memiliki

                        satu pasal saja, yaitu Pasal  297 yang mengatur secara eksplisit tentang


                        perdagangan  perempuan  dan  anak  laki-laki,  tetapi ancaman hukumannya
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147