Page 155 - ORASI ILMIAH PROF. DR. POPPY ANDI LOLO SH. MH.
P. 155
154
nilai sosial yang hidup, tumbuh dan dianut secara konsisten oleh warga
masyarakatnya.
Bagi masyarakat Indonesia, nilai-nilai sosial yang merupakan bagian
dari kehidupan masyarakat dianut suatu tatanan nilai yang bersumber dari
keyakinan atau anggapan positif oleh masyarakat setempat terhadap
sesuatu. Secara teoretis, sebagaimana dikemukakan oleh Paul Scholten
bahwa nilai-nilai adalah anggapan-anggapan positif masyarakat terhadap
sesuatu 143 . Pengertian tersebut dapat diketahui bahwa sandaran menilai
seseorang tereksploitasi adalah pelanggaran terhadap nilai-nilai atau
anggapan positif suatu masyarakat tentang seseorang telah terkesploitasi
atau tidak. Jika dianalisis fakta sosial tentang perbuatan memperdagangkan
orang dalam wujud perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman,
pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan,
penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan,
penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan piutang atau
pemberian bayaran atau manfaat merupakan perbuatan yang bertentangan
dengan nilai-nilai sosial masyarakat. Selain itu, perbuatan-perbuatan tersebut
melanggar sendi-sendi kemanusiaan. Manusia tidak dapat dipersamakan
dengan barang yang dapat diperdagangkan. Manusia adalah makhluk Tuhan
yang harus dihormati dan diperlakukan secara manusiawi sesuai dengan
harkat dan martabatnya. Bahkan, karena posisi manusia adalah makhluk
ciptaan Tuhan yang harus dihormati oleh siapa dan kapanpun sehingga
143 Hal ini dikutip dari pandangan Paul Scholten tentang nilai dalam buku Soerjono
Soekanto berjudul : Pengantar Ilmu Hukum, Liberty, Jakarta, 1996, h. 17.