Page 164 - ORASI ILMIAH PROF. DR. POPPY ANDI LOLO SH. MH.
P. 164
163
sangat percaya pada nilai-nilai agama. Mereka ketat dalam hal penegakan
nilai-nilai agama sehingga terjerumusnya para pihak pada kejahatan
perdagangan orang (pelaku dan korban) akan menodai nilai-nilai agama
yang dianut. Penodaan terhadap nilai-nilai agama sebagai kepercayaan akan
mengantar pelaku dan korban pada kehancuran nilai-nilai sosial yang
dipercayai oleh warga masyarakat. Demikikan pula dalam hal ekonomi. Bagi
masyarakat Bugis-Makassar dalam mendapatkan pekerjaan selalu
didasarkan pada nilai ekonomi atau pekerjaan yang tidak bertentangan
dengan nilai agama yang dianut. Karena, perbuatan perdagangan orang
merupakan pekerjaan yang bertentangan dengan nilai agama maka semua
pekerjaan yang mendatangkan ekonomi tidak dibenarkan sehingga dari segi
nilai-nila ekonomi bagi pelaku kejahatan perdagangan orang berpotensi
menghancurkan nilai-nilai sosial dalam masyarakat Bugis-Makassar. Selain
itu, potensi yang juga akan dirusak oleh kejahatan perdagangan orang
adalah hancurnya nilai-nilai kekerabatan.
Diketahui bahwa dalam masyarakat Bugis-Makassar, terdapat nilai
sosial yang terkait dengan kekerabatan yang dianut dan mengikat semua
lapisan sosial baik secara individu maupun kelompok. Nilai-nilai kekerabatan
yang dianut oleh masyarakat Bugis-Makassar adalah nilai sosial yang terkait
dengan kejahatan perdagangan orang adalah nilai perkawinan yang dilarang
atau disebut ‘salimara’. Perkawinan yang terbentuk karena ‘salimara’ atau
perkawinan antarkeluarga dekat merupakan perkawinan yang terlarang
menurut nilai budaya masyarakat Bugis-Makassar. Bahkan, dalam konsep