Page 18 - ORASI ILMIAH PROF. DR. POPPY ANDI LOLO SH. MH.
P. 18

17







                        kejahatan sebagai gejala sosial, ... kriminologi juga mencakup proses-proses


                        pembentukan hukum, pelanggaran hukum dan reaksi terhadap pelanggaran

                                19
                        hukum” .  Bahkan, jika teori kriminologi diarahkan untuk menjadi landasan

                        teoretik  kejahatan  Tindak  Pidana  Perdagangan  Orang  (TPPO)  sebagai

                        kejahatan  luar  biasa  atau  extra  ordinary  crime,  maka  cakupan  seharusnya


                        luas  sehingga  aspek-aspek  sosiologis  yang  secara  kriminologis  dapat

                        dijadikan dasar argumentasi dan asumsi-asumsi teoretik untuk merumuskan


                        indikator  sosiologis  peningkatan  kualifikasi  delik  kejahatan  perdagangan

                        orang sebagai kejahatan luar biasa. Karena itu, pengertian kriminologi yang


                        relevan  menjadi  dasar  asumsi  teoretik  untuk  mencapai  tujuan  dan  yang

                        dimaksud  adalah  pandangan  Edwin  H.  Sutherland  dan  Donald  R.  Cressey

                        yang membagi kriminologi dalam tiga bagian yaitu :


                                “1.Sosiologi  hukum  sebagai  analisis  sistematik  atas  kondisi-kondisi
                                berkembangnya  Hukum  Pidana  serta  penjelasan  mengenai
                                kebijaksanaan dan prosedur administrasi peradilan
                                2. Etiologi kejahatan sebagai usaha untuk melakukan analisis ilmiah
                                atas sebab musabab kejahatan; dan
                                3. Penologi yang menaruh perhatian pada pengendalian kejahatan.

                               Pandangan  tersebut  menunjukkan  bahwa  ruang  lingkup  kriminologi

                        dapat menjadi landasan teoretik untuk merekonstruksi norma hukum pidana


                        perdagangan orang dari kejahatan biasa menjadi kejahatan luar biasa (extra

                        ordinary crime) dengan menganalisis kondisi-kondisi sosial, faktor penyebab


                        dan bagaimana pengendalian kejahatan dilakukan.

                               Perumusan  norma  hukum  pidana  atau  peningkatan  kualifikasi  suatu


                        perbuatan  tergolong  kejahatan  luar  biasa  merupakan  wilayah  kajian


                               19  Ibid.
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23