Page 19 - ORASI ILMIAH PROF. DR. POPPY ANDI LOLO SH. MH.
P. 19
18
kebijakan kriminal atau disebut juga sebagai criminal policy yang di
dalamnya memerlukan dukungan fakta sosial atau kondisi-kondisi sosial
yang dapat menjadi landasan peningkatan suatu perbuatan dari kejahatan
biasa menjadi kejahatan luar biasa. Hal ini dilakukan melalui perumusan
norma hukum yang direkonstruksi dari fakta sosial, terutama fakta
kriminologis yang sedang berlangsung dalam masyarakat.
Dari perspektif sosiologis, perbuatan perdagangan orang merupakan
perbuatan yang mengguncangkan struktur sosial masyarakat. Dikatakan
demikian karena perbuatan tersebut bertentangan dengan sendi-sendi
sosial, di mana sendi-sendi sosial merupakan bagian dari komponen
kehidupan sosial yang mapan dan didukung oleh nilai-nilai dan norma-norma
hukum yang dianut dalam suatu masyarakat.
2. Kejahatan
Kejahatan memiliki banyak pengertian. Dari perspektif kriminologis,
kejahatan berbeda dengan kejahatan dalam perspektif hukum pidana.
Hukum pidana dalam arti hukum pidana positif adalah setiap perbuatan
melawan hukum yang bertentangan dengan ketentuan perundang-udangan
pidana. Para kriminolog memandang kejahatan sebagai setiap perbuatan
atau perilaku yang menyimpang dari kaidah atau norma hukum yang berlaku
dalam masyarakat. Dalam pandangan W.A. Bonger bahwa “ kejahatan
merupakan perbuatan anti-sosial yang secara sadar mendapat reaksi dari
negara berupa pemberian derita, dan kemudian sebagai reaksi terhadap
rumusan-rumusan hukum (legal defenitions) mengenai kejahatan.