Page 65 - S Pelabuhan 15.indd
P. 65
ATLAS PELABUHAN-PELABUHAN BERSEJARAH DI INDONESIA
para nakhoda untuk menghitung jumlah tanjung seca ra cermat, para penulis roteiros
itu juga menganjurkan mereka supaya selalu mengukur kedalaman dan mengarah-
kan kapal mereka berlayar di tempat yang kedalaman airnya 7-12 fathom. Ini berarti
perairan yang dilaluinya itu berjarak sekitar 5 mil laut atau sekitar 9 km dari garis
pantai Sumatera (yang seringkali kedalamannya hanya sekitar 3 fathom). Tidak heran,
jika banyak sumber tertulis mengenai pelayaran Nusantara selalu menulis bahwa
orang lebih memilih terperosok ke dalam lumpur di Sumatera daripada menabrak
karang di sek itar Pulau Bangka.
Selain hafal tentang geografi laut Nusantara, pelaut-pelaut Nusantara juga telah
mengenal peta. Sebuah catatan Portugis dari abad ke-16 menginformasikan bahwa
pelaut-pelaut Nusantara sudah mengenal peta pelayaran. Orang-orang Portugis
berusaha keras untuk mendapatkan peta-peta tersebut. Peta pertama tentang Nusantara
dibuat oleh Francisco Rodriguez sekitar tahun 1512-1513. Dari beberapa sumber
lain, dapat diketahui bahwa ia mewawancara beberapa pelaut lokal secara mendalam,
bahkan mengirim sebuah salinan “peta Jawa” ke Lisabon melalui Alburquer que untuk
dipersembahkan pada raja Portugal. Namun peta yang bertu lisan dengan aksara Jawa
itu tidak pernah sampai ke tujuannya. Kapal Alberquerque yang membawa peta-peta
tersebut tenggelam di perairan Selat Melaka. Toponim Mela yu yang dipakai pada peta
untuk beberapa tempat di pantai Vietnam dan Campa jelas menunjukkan asal usul
keterangan yang diperoleh pelaut-pelaut Portugis itu.
Dengan hilangnya peta yang beraksara Jawa tersebut, kita tidak lagi mempunyai
bukti tentang pengetahu an pelayaran orang Jawa pada masa itu. Dalam peta yang
hilang itu dijelaskan juga bahwa peta yang dibuat orang Jawa itu juga mencakup
daerah seberang Samudera Indonesia hingga wilayah Amerika Selatan (Brazil). Hanya
keterangan Alburquerque itulah yang memberi petunjuk tentang penggunaan peta
dalam pelayaran Nusantara. Tidak mustahil kemajuan dalam kartografi Portugis akan
wilayah perairan Asia Tenggara dan Nusantara khususnya didasar kan pada peta-peta
yang dibuat oleh petawan-petawan Nusantara.
Ada pendapat lain yang mengemukakan bahwa peta yang keterang an nya beraksara
Jawa itu dibuat sebelum tahun 1512 setelah mempelajari peta-peta Portugis di
mana pada masa itu Portugis sudah mencapai pantai Brazil. Peta-peta Portugis ini
kemudian dipakai untuk membetulkan dan melengkapi peta-peta yang sebelumnya
telah dikenal di Nusantara. 53