Page 108 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 108

otonom, untuk  tanah bengkok/tanah untuk gaji bagi para
                perangkat desa (tanah bondo desa) di Kelurahan Pabuwaran seluas
                1428 Ubin, dan status tanah Suksara atau tanah bekas banda
                desa seluas 17,6 Ha di Desa Karangnanas; 2) Modus atau motif
                terjadinya ruilslag, yaitu Pihak Pemerintah: a) sumber keuangan
                pemerintah terbatas yang tidak mampu membangun sarana dan
                prasarana Kantor untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi
                pemerintah Desa/Kalurahan; b) Beban tugas bertambah, sementara
                ada keterbatasan daya dukung, terutama fasilitas pelayanan public
                yang kurang memadai; c) tanah banda desa dan bekas banda desa
                dianggap tidak produktif, sehingga harus diruilslag. d) Lokasi
                tanah bonda desa dan bekas bonda desa yang diruilslag tidak
                berada di kawasan lindung; e)Sesuai perkembangan tata kota.
                Dari Pihak Masyarakat: a) adanya kepentingan investor untuk
                penanam modal; b) Kepentingan jangka pendek pemerintah,
                yaitu perolehan rupiah bagi Desa dan/atau Kalurahan; c) tekanan
                tanggungjawab Pemerintah Desa/Kalurahan dalam pembiayaan
                pembangunan sarana dan prasarana tercukupi; d)tanggung jawab
                pemerintah untuk mencarikan anggaran/pembiayaan alternative
                bagi desa/kalurahan. 3)   Pendekatan yang digunakan Pemda
                dalam melaksanakan Ruilslag, yaitu berpedoman pada Pasal 201
                ayat (1) UU Nomor 32 Tahun 2004 yang menyatakan “dalam hal
                desa berubah status nya menjadi Kalurahan kekayaannya menjadi
                kekayaan daerah dan dikelola oleh kalurahan yang bersangkutan
                (pendekatan legal formal atau hukum); 4)Sebab terjadinya
                konflik, yaitu a) sebagian besar masyarakat desa/kalurahan berada
                pada kondisi ekonomi yang lemah. Dengan demikian ruilslag
                tersebut merugikan perekoenomian masyarakat; b) peruntukan
                tanah yang diruilslag tidak mengakomodasikan kepentingan
                masyarakat; c) kepentingan investor sangat dominan; d)
                pelanggaran terhadap tata ruang Kab. Banyumas; e) Proses ruilslag
                dilakukan tidak transparan alias tertutup; f) manfaat ruilslag tidak
                dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat; g) tersingkirnya
                hak komunal masyarakat. 5) Pihak-pihak yang terlibat dalam
                ruilslag, yaitu a) Investor; b) Pemerintah Daerah; c) Pemerintah
                Desa/Kalurahan Karangnanas dan Pabuwaran; c) masyarakat desa



                                          93
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113