Page 113 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 113
dan ketahanan pangan
Dalam bidang pangan, terciptanya kemandirian dalam bidang
pangan pada akhir 2014 ditandai dengan meningkatnya ketahanan
pangan rakyat, berupa perbaikan status gisi ibu dan anak pada golongan
masyarakat yang rawan pangan, membaiknya akses rumah tangga
golongan miskin terhadap pangan, terpelihara dan terus meningkatnya
kemampuan swasembada beras dan komoditas pangan utama lainnya.
Program aksi ketahanan pangan salah satunya yaitu pengembangan
kawasan dan tata ruang pertanian, penataan regulasi untuk menjamin
kepastian hukum atas lahan pertanian, pengembangan areal pertanian
baru seluas 2 juta hektar, penertiban serta optimalsasi penggunaan
[dan/atau pemanfaatan tanah kosong] dan tanah terlantar.
Pokok Pokok Permasalahan
Adalah suatu kenyataan program investasi tidak selalu berjalan
mulus dan lancar. Setelah izin investasi keluar dan izin lokasi disetujui
oleh pihak yang berwenang, investor mulai melakukan proses
pembebasan tanah dari pemegang atau pemilik tanah. Kemudian
setelah izin lokasi jatuh tempo, berbagai persoalan dihadapi oleh
investor, yang menyebabkan investasi tidak jadi dilaksanakan, padahal
tanah yang telah dibebaskan sudah cukup luas, bahkan kemungkinan
sudah sesuai yang direncanakan.
Tanah-tanah yang telah dibebaskan tersebut, jika dibiarkan
terlalu lama, maka akan menjadi tanah kosong yang tidak tergarap,
sehingga tanah tersebut tidak produktif. Apabila kondisi tersebut
dibiarkan berlarut-larut, akan merupakan hal yang tidak bermanfaat
dan menimbulkan masalah. Tanah-tanah tersebut tentunya tidak
memiliki nilai sosial ekonomi dan pada akhirnya tidak sesuai dengan
semangat Konstitusi Negara khususnya Pasal 33 ayat (3) UUD 1945,
yang menyatakan bahwa ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
98