Page 149 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 149

lagi dikemukakan oleh Ari Sukanti Hutagalung,  yaitu apabila
                                                            80
            kewajiban ini diabaikan Negara berwenang untuk membatalkan hak,
            sehingga tanahnya menjadi tanah Negara. Dengan demikian pemegang
            hak atas tanah tidak hanya mempunyai hak untuk menggunakan tanah
            yang dikuasai-nya  tetapi juga  berkewajiban  menggunakan  tanahnya
            sedemikian rupa sehingga baik secara langsung dan tidak langsung
            memenuhi kepentingan umum.


            Regulasi Kebijakan Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

                Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 secara konstitusional telah
            mengamanatkan bahwa “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
            di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
            besar kemakmuran rakyat”.
                Ketetapan MPR RI Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan
            Agraria Dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, dalam Pasal 2
            disebutkan bahwa Pembaruan Agraria mencakup suatu proses
            yang berkesinambungan berkenaan  dengan penataan kembali
            penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya
            agria, dilaksanakan dalam rangka tercapainya kepastian huku dan
            perlindungan hukum serta keadilan dan kemakmuran bagi seluruh
            rakyat Indonesia. Demikian pula dalam Pasal 4 huruf h, disebutkan
            bahwa melaksanakan fungsi sosial, kelestarian dan fungsi ekologis
            sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat.

                Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 atau sering disebut dengan
            UUPA (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, TLN No. 2043),
            pada Pasal 6, menyatakan bahwa “Semua hak atas tanah mempunyai
            fungsi sosial”. Rumusan Pasal tersebut mendapat penjelasan dalam
            Penjelasan Umum, Angka Romawi II Angka 4 UUPA, yaitu hak atas
            tanah  apapun  yang  ada  pada  seseorang  tidaklah  dapat  dibenarkan,
            bahwa tanahnya akan dipergunakan atau tidak dipergunakan semata-


            80   Arie Sukanti Hutagalung , (1985),  Program Redistribusi Tanah Di Indonesia
                Suatu Sarana Ke Arah Pemecahan Masalah Penguasaan Tanah Dan Pemilikan
                Tanah, Jakarta, CV. Rajawali: 32.


                                          134
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154