Page 56 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 56

pada huruf c juga layak untuk dilakukan pengkajian secara lebih
            mendalam untuk menemu-kenali eksistensi mereka.

            Dimensi Pengaturan/Regulasi Hak-Hak Masyarakat Adat
            a.  Dimensi Global

                Secara hukum Internasional, menurut S. James Anaya (dalam)
                             8
            Rafael Edy Bosko,  mereka (masyarakat adat) memiliki hak-hak atas:
            hak untuk tidak diskriminasikan, hak-hak atas tanah dan sumber daya
            (alam), hak-hak kebudayaan, hak-hak untuk berpartisipasi baik dalam
            politik maupun dalam bidang kebudayaan secara umum, hak-hak atas
            lingkungan yang sehat, dan hak-hak atas persetujuan.

                Dalam perkembangannya masyarakat Internasional telah
            menunjukan komitmenya yang lebih besar pada usaha-usaha untuk
            memecahkan masalah berkenaan dengan pengakuan dan perlindungan
            hak-hak  masyarakat  adat. Sebagai  contoh  dikeluarkannya Deklarasi
            International Labor Organisation (ILO) No. 169 Tahun 1989 berjudul
            Konvensi tentang Masyarakat Adat dan Kesukuan Di Negara-Negara
            Merdeka  (Convention concerning Indigenous and  Tribal Peoples in
            Independent Countries) telah menegaskan dengan cukup kuat hak-hak
            masyarakat adat atas tanah mereka dan sumber daya alamnya.

                Demikian halnya juga pada Agenda 21 dari  United Nation
            Conference on Enviromental and Development yang secara tegas
            mengaitkan penghormatan terhadap hak atas tanah adat dengan
            kebijakan global perlindungan lingkungan dan pembangunan
            berkelanjutan.
                Hal senada dilakukan pula oleh Bank Dunia yang telah
            mengapdosi Petunjuk Pelaksanaan (Operational Direktive) Bank Dunia
            4.20, yang mencerminkan prinsip-prinsip integritas kebudayaan dan
            pembangunan diri-sendiri masyarakat adat  (self-development) dalam
            Konvensi  ILO  1969  yang  secara  khusus  terkait  dengan  pengakuan
            terhadap sistem kepemilikan tanah adat dalam proyek-proyek yang


            8   Rafael Edi Bosco, Ibid., : 4.


                                          41
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61