Page 130 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 130
Di era reformasi inilah, masyarakat mulai menggeliat dengan
munculnya beragam aksi. Beberapa ragam aksi yang dilakukan, di
antaranya pendudukan lahan, reclaiming, dan demonstrasi, serta
advokasi kebijakan. Hal ini diungkapkan oleh SG (SeTAM) yang
menyebutkan bahwa dengan reformasi dan orang mulai berani
untuk menuntut pelaksanaan reforma agraria, maka ini memberi
kesempatan kepada masyarakat untuk dapat mengakses lahan
baginya. Dahulu masyarakat hanya dapat menonton hamparan
luas tanah di sekitarnya tanpa bisa memanfaatkan tanah tersebut
untuk kepentingan bercocok tanam.
Secara nyata, era reformasi juga membuka kesadaran
masyarakat untuk memunculkan aksi-aksi secara terbuka. Berikut
adalah beberapa ragam aksi yang dilakukan oleh masyarakat.
Pertama, pendudukan lahan. Oleh karena banyak warga yang
membutuhkan lahan untuk pertanian, maka pada masa awal-awal
reformasi mereka menduduki lahan. Hal tersebut sebagaimana
yang diutarakan oleh YN, salah seorang pengurus serikat tani.
Metode pendudukan lahan merupakan salah satu metode yang
digunakan oleh para petani karena kebutuhan akan lahan yang
sangat tinggi, sedangkan mereka tidak mempunyai akses atas
lahan.
Kedua, reclaiming. Metode ini digunakan dengan argumentasi
bahwa lahan yang selama ini dimiliki oleh masyarakat diambil
alih secara sepihak oleh negara maupun pihak swasta. Dalam
kasus Cipari, reclaiming dilakukan karena sebelumnya telah
terjadi perampasan oleh PT RSA. Kejadian tersebut seperti yang
dinyatakan oleh SRT (Kades Karangreja) berikut ini:
“Nah kalo di sini sendiri, ada, yang milik masyarakat ditukar dengan PT
RSA setelah ada operasi pemberantasan G30S itu tahun 66 ini tukerannya
Atrikulasi Kepentingan Petani 113