Page 142 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 142

Hal yang juga penting untuk dilihat sebagai “tidak hitam putih”
           adalah terkait “kemenangan kecil”. Meskipun menolak kebijakan
           kompensasi dan tata cara pembagian lahan model BPN, SeTAM
           tetap berupaya mengawal proses. Mereka memasukkan juga para
           pengurusnya  untuk  turut  melakukan  pengawasan  di  lapangan.
           Langkah ini diambil agar implementasi reforma agraria di Cipari
           tidak terlalu buruk. Selain itu, SeTAM menggunakan momentum
           ini  sebagai  jalan  untuk  mempromosikan  perjuangan  mereka.
           Dalam istilah mereka, sering disebut sebagai “kemenangan kecil”.
           Kemenangan kecil tersebut merupakan contoh bahwa perjuangan
           menuntut hak atas tanah akhirnya ada yang berhasil didapatkan.

               Kemenangan  kecil  adalah  hasil  dari  perjuangan  meskipun
           yang  didapatkan  minimalis. Adapun  kemenangan  besar berarti
           kemenangan yang didapatkan sesuai dengan yang dikehendaki.
           Kemenangan kecil ini pulalah  yang  menjadikan sebagian  besar
           aktor di kalangan LSM—khususnya yang mempunyai kedekatan
           dengan SeTAM—menerima kebijakan yang dijalankan di Cipari.
           Meskipun, mereka tetap melakukan kritik tajam terhadap model
           redistribusi yang dilakukan tersebut.

               Begitu  juga  bagi  kalangan  pemerintahan  yang  berlatar
           aktivis maupun berinteraksi dengan aktivis reforma agraria. BS,
           anggota  DPR  yang  proreforma  agraria,  berpandangan  bahwa
           kebijakan reforma agraria di Cipari adalah jalan pembuka bagi
           penyelesaian kasus-kasus lainnya. Begitu juga dengan JW (Kepala
           BPN), meminta kepada SeTAM untuk mau menerima model yang
           diberikan  oleh  BPN  dengan  mengatakan  bahwa  hal  ini  untuk
           kepentingan redistribusi lahan di tahap berikutnya.







                                                  Atrikulasi Kepentingan Petani  125
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147