Page 71 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 71

pemberian  access  reform  kepada  petani,  maka  mulailah  kasus
          Cipari  dinilai  sebagai  kegagalan  pelaksanaan  reforma  agraria
          bahkan  reforma  agraria  dipandang  berimplikasi  buruk  bagi
          petani.
             Dalam penilaian petani dan kalangan masyarakat sipil, reforma
          agraria di Cipari hanya dijadikan oleh SBY sebagai kepentingan
          pencitraan semata. SBY dipandang hanya memanfaatkan Program
          Pembaruan Agraria Nasional (PPAN), termasuk didalamnya yang
          diimplementasikan di Cipari, untuk kepentingan popularitasnya.

             Pernyataan di atas, sejalan dengan pandangan Sujito (2012)
          yang menggambarkan situasi di era SBY memerintah dimana pada
          era tersebut, presiden dan para politisi lain menjalankan strategi
          pencitraan  dengan  memproduksi  image  dan mengesankan
          dirinya supaya eksis dengan jargon-jargon politik populis.
          Pertarungan Kepentingan dalam Implementasi Kebijakan

             Petani penggarap dan PT. RSA merupakan aktor utama dalam
          perebutan sumber daya agraria, khususnya tanah di Cipari. Petani
          penggarap yang memiliki sejarah atas tanah dan secara faktual
          menguasai tanah berhadapan dengan PT. RSA yang secara legal
          formal mendapatkan mandat dari pemerintah melalui pemberian
          HGU. Perebutan tanah tersebut sudah berlangsung sejak zaman
          penjajahan  Belanda.  Awalnya,  tanah  di  wilayah  itu  merupakan
          tanah yang lahannya dibuka oleh petani untuk ditanami tanaman
          pangan  dan  beberapa  di  antaranya  juga  dijadikan  hunian.
          Penguasaan  tanah  ini  berjalan  dinamis.  Pada  rentang  waktu
          tertentu,  petani  menguasai  secara  penuh,  tetapi  pada  rentang
          waktu lainnya mereka terusir dari tanah tersebut.






         54   Kebijakan Reforma Agraria di Era Susilo Bambang Yudhoyono
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76