Page 74 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 74

Masyarakat mengerjakan tanah tersebut dengan tanaman pangan
           berupa padi atau jagung di bawah tegakan tanaman perkebunan
           (baca: tumpang sari). Selain itu, pernah juga ada program ABRI
           Manunggal Pertanian di mana masyarakat bersama-sama tentara
           melakukan penanaman tanaman pangan dan hasilnya kemudian
           dibagihasilkan.

               Ketika reformasi bergulir, penguasaan tanah yang dilakukan
           petani  penggarap  lebih  besar  dan  pada  akhirnya  tanah  yang
           dikuasai  oleh  masyarakat  itulah  yang  menjadi  tanah  yang
           diredistribusi.  Dinamika  kesejarahan  atas  penguasaan  tanah
           inilah yang menjadikan salah satu kunci keberhasilan masyarakat
           untuk  mendapatkan  hak  atas  tanah.  Hal  ini  dikatakan  oleh  SG
           (SeTAM) sebagaimana berikut:
               “Kenapa  dari  pihak  Kodam  IV  kok  menyerahkan?  Karena  dari  sisi
               pembuktian,  mereka  juga  masih  lemah.  Dalam  artian  pembuktian
               kepemilikan  atau  sertifikat  HGU.  Asal-usul  terbitnya  sertifikat  HGU
               prosesnya  bagaimana,  mungkin  secara  pembuktian  masih  lemah.  Nah
               sedangkan di satu sisi masyarakat pada tahun 60-an itu masih ada yang
               mempunyai bukti kepemilikan, baik itu surat kuning, atau letter C atau
               apa. Nah itu yang dijadikan bekal untuk menuntut tanahnya agar kembali.”
               (Wawancara, 21/11/2018).






















                               Pertarungan Kepentingan dan Perebutan Kuasa Agraria  57
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79