Page 70 - ISLAM DAN AGRARIA TElaah Normatif dan Historis Perjuangan Islam Dalam merombak Ketidakadilan Agraria
P. 70
Onderneming ada di tengah-tengah masyarakat, atau tanah pertanian
rakyat di tengah-tengah onderneming.
Kondisi agraria yang demikian, menarik perhatian para tokoh yang
berasal dari Umat Islam berupa pemikiran seperti pemikiran Muhammad
Natsir dalam tulisannya Capita Selecta II, dan sumbangsih pemikiran para
tokoh Islam dalam pembentukan UUPA, sebagaimana berikut:
2. Pemikiran Muhammad Natsir: Capita Selecta II
Kondisi bangsa Indonesia di awal kemerdekaan yang demikian itu,
menarik perhatian pejuang-pejuang bangsa, salah satunya Muhammad
Natsir. Ia merupakan bagian dari Jong Islamietend Bond (Perhimpunan
Pemuda Islam), Persatuan Islam (Persis), Partai Islam Indonesia (PII),
dan Masyumi. Sebelumnya Ia telah menyumbangkan gagasannya untuk
mengakhiri masa Republik Indonesia Serikat (RIS) dan membangun
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Natsir juga mengajak para
pemberontak bersenjata yang ingin melakukan kudeta seperti APRA,
KNIL Andi Azis, RMS, serta NII untuk sama-sama membubarkan
diri, dan membentuk NKRI dengan Soekarno sebagai Presiden dan M.
Hatta sebagai Wakil Presiden. Pemikiran yang cemerlang itulah akhirnya
mengantarkan Natsir menjadi Perdana Menteri Pertama Indonesia.
Mengenai kondisi agraria Indonesia itu, Natsir menuangkan
pikirannya dalam bukunya yang berjudul Capita Selecta II. Ia menulis
mengenai soal-soal agraria, dan juga menyoroti tentang menterinya.
Natsir menulis:
“Soalnya: ‘Indonesia negeri agraria penghasil barang mentah
untuk pasar dunia, tapi bagian petani dalamnja tak berarti, di
pulau Djawa hutan terdesak oleh manusia, jang kurang tanah,
di daerah seberang penduduknja terdesak oleh binatang liar,
kekurangan manusia, di Riau dan Kalimantan Barat penduduk asli
menjadi tamu dari imigran asing’. Djawabnja: ‘Menteri Agraria?
Beberapa bulan jang lalu kita dengar orang ramai-ramai bitjara soal
Perjuangan Islam dalam Penataan Struktur Agraria di Indonesia 53