Page 66 - OASE03
P. 66
PERSPEKTIF
media pembelajaran multimedia merupakan salah
satu indikator penguasaan kompetensi profesional,
termasuk Widyaiswara, sekaligus menjadi media atau
sarana komunikasi dalam menuangkan gagasan dan
pengetahuannya dalam rangka mengembangkan bahan
ajar dan menjamin efektifitas proses pembelajaran dan
penyampaian. Seperti menyusun media pembelajaran
multimedia, metodologi kajian, Karya Tulis Ilmiah dalam
bentuk jurnal.
2. Perubahan dalam pembelajaran, Bapelkes Cikarang
bentuk adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan melakukan re-orientasi kurikulum untuk membangun
informasi yang mendera semua aspek kehidupan. Apalagi kompetensi era revolusi industri 4.0 dan menyiapkan
tantangan yang dihadapi Indonesia semakin berat. Kompetisi pembelajaran berbasis daring (e-learning) dalam bentuk
dengan berbagai negara tidak dapat dihindarkan di era hybrid atau blended learning. Bersama Widyaiswara,
sekarang ini. pelatihan harus mengkonstruksi kreativitas, pemikiran
Adanya tantangan dalam bentuk sebuah permasalahan kritis, kerja sama, penguasaan teknologi informasi dan
sebisa mungkin diiringi dengan solusi untuk mengatasi komunikasi serta kemampuan literasi digital.
permasalahan yang ada. Dunia pendidikan saat ini mulai 3. Widyaiswara Bapelkes Cikarang mampu menjadi
disibukkan untuk menyiapkan generasi yang mampu fasilitator, motivator dan inspirator, mengunggah
bertahan dalam kompetisi di era industri. Menteri Riset karya tulis yang berkonstribusi bagi peningkatan
Teknologi dan Pendidikan Tinggi (2018) bahwa dalam layanan kediklatan, menerapkan pola hybrid learning,
menghadapi era revolusi industri 4.0 beberapa hal yang menerapkan pendekatan konstruktivistik berbasis IT.
harus dipersiapkan diantaranya : Dalam menghadapi revolusi industri 4.0 Widyaiswara
a) Persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif, untuk Bapelkes Cikarang dituntut memiliki keterampilan dalam
menghasilkan lulusan yang kompetitif dan terampil hal pemecahan masalah yang komprehensif, kemampuan
terutama dalam aspek data literasi, technological literacy berpikir kritis, kreativitas, pengelolaan manusia, koordinasi
dan human literacy. dengan orang lain, kecerdasan emosi, pengambilan
b) Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi keputusan, orientasi layanan, negosiasi, fleksibilitas
yang adaptif dan responsif terhadap revolusi industri 4.0 kognitif. Untuk mempersiapkan hal tersebut, Widyaiswara
dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program Bapelkes Cikarang agar aktif mengikuti perkembangan
studi yang dibutuhkan. teknologi dan permasalahan serta kebutuhan diklat seiiring
c) Persiapan sumber daya manusia yang responsif, adaptif berkembangnya zaman.
dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Seorang Widyaiswara harus menguasai, bukan dikuasai oleh
d) Peremajaan sarana prasarana dan pembangunan kemajuan. Menghadapi revolusi industri 4.0 tentu bukan hal
infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu mudah. Sederet hal perlu dipersiapkan, misalnya saja dengan
dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan merubah metode pembelajaran dalam pelatihan yang ada
inovasi. saat ini. Hal senada dikatakan oleh Kepala LAN, “Kita masih
Berdasarkan pendapat tersebut, dalam pembahasan ini memiliki potensi yang tinggi untuk menciptakan ASN berkelas
solusi dari tantangan pembelajaran di era revolusi industri 4 dunia dengan mengkombinasikan berbagai sistem pelatihan
sebagai berikut : yang progresif dan edukatif seperti e-learning, coaching,
1. Pengembangan kompetensi Widyaiswara Bapelkes mentoring dan on the job training. Dengan sistem ini,
Cikarang harus dilakukan secara terkoordinir serta sesuai harapan kita untuk meningkatkan kualitas ASN di Indonesia
dengan kebutuhan dan strategi organisasi. Kompetensi segera terwujud”.
yang berkaitan dengan teknologi informasi mendukung
revolusi industri 4.0 mutlak diperlukan. Penguasaan *) dr. Maryono, M.Kes, Widyaiswara Ahli Muda (JFT)
Bapelkes Cikarang
OASE
66 Edisi 03/Januari - Juni/2020