Page 103 - SKI kls 8
P. 103
4) hubungan antar budaya dan peradaban 7) perkembangan bentuk atau genre sastra,
yang semakin meningkat, dan;
5) ketenaran para sastrawan, 8) penghargaan masyarakat dan pemerintah
6) kualitas karya sastra yang semakin yang tinggi terhadap karya sastra.
meningkat;
1. Genre (Jenis) Sastra Masa Abbasiyah
a. Perkembangan Prosa
Secara garis besar, sastra Arab dibagi menjadi dua bagian, yaitu prosa dan syair. Prosa
terdiri atas beberapa bagian, antara lain:
1) Kisah (Qiṣṣah): cerita tentang berbagai hal, baik yang bersifat nyata maupun fiktif
(khayalan). Kisah disusun menurut urutan penyajian yang logis dan menarik. Jenis
kisah meliputi Hikayat, Qiṣṣah Qasirah atau Uqṣūṣah (cerita pendek). Kisah yang
berkembang pada masa Abbasiyah tidak hanya terbatas pada cerita keagamaan,
tetapi sudah berkembang lebih luas seperti kisah filsafat.
2) Amṡāl (peribahasa) dan kata mutiara (al-ḥikam) adalah ungkapan singkat yang
bertujuan memberikan pengarahan dan bimbingan untuk pembinaan kepribadian
dan akhlak. Amsal dan kata mutiara pada masa Abbasiyah dan sesudahnya lebih
berhubungan dengan filsafat, sosial, dan politik. Tokoh terkenal pada masa ini
adalah Ibnu al-Muqaffal.
3) Sejarah (tarikh) atau riwayat (sirah). Sejarah atau riwayat antara lain mencakup
sejarah beberapa negeri, juga kisah perjalanan yang dilakukan para tokoh terkenal.
Karya sastra yang terkenal dalam bidang ini adalah: a) Mu’jam al-Buldān
(Ensiklopedi Kota dan Negara) oleh Yaqut al-Rumi (1179-1229). Kitab Tarīkh al-
Hindī (sejarah India) oleh Al-Biruni (w.448 H/ 1048 M). Karya ilmiah (Abḥas
‘Ilmiyyah) ini mencakup pula berbagai bidang ilmu, diantaranya yang terkenal
adalah kitab al Hayawān (buku tentang hewan).
Pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, bidang prosa berkembang sangat pesat
dan menarik. Banyak buku sastra novel, riwayat, kumpulan nasihat, dan uraian-uraian
sastra yang dikarang atau disalin dari bahasa asing. Para sastrawan pun bermunculan
dengan berbagai karyanya, antara lain:
a) Abdullah bin Muqaffa (wafat tahun 143 H), merintis penulisan prosa berjudul
Kalilah wa Dimnab, terjemahan dari bahasa Sansekerta, karya seorang filosof India
bernama Baidaba, yang kemudian disalinnya ke dalam bahasa Arab.
b) Abdul Hamid al-Katib, merupakan pelopor seni mengarang surat.
Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013 87