Page 69 - SKI kls 8
P. 69

Yahya bin Ma’in berkata, “Saya tidak pernah melihat orang seperti Imam Ahmad bin
                       Hanbal.  Saya  berteman  dengannya  selama  lima  puluh  tahun,  tetapi  tidak  pernah
                       menjumpai dia membanggakan kebaikannya sedikit pun kepada kami”.


                       Guru-guru Imam Ahmad bin Hanbal lebih dari 280 ulama. Mereka berasal dari berbagai
                       tempat seperti Mekkah, Kufah, Baṣrah, Bagdad, dan Yaman, dan lainnya.  Nama guru-
                       guru  tersebut  antara  lain:  Ismail  bin  Ja’far, Abbad  bin Abbad  al-Ataky,  Umari  bin

                       Abdillah bin Khalid, Husyaim bin Basyir bin Qasim bin Dinar as-Sulami, Imam Syafi’i,
                       Waki’ bin Jarrah, Ismail bin Ulayyah, Sufyan bin ‘Uyainah, Abdurrazaq, dan Ibrahim
                       bin Ma’qil. Ada pun para muridnya yang terkenal adalah: Imam Bukhari, Imam Muslim,

                       Imam Abu Daud, Imam Nasa’i, Imam Tirmiżi, Ibnu Majah, Imam Asy-Syafi’i, Ṣalih
                       bin Imam Ahmad bin Hanbal, Abdullah bin Imam Ahmad bin Hanbal, Hanbal bin Ishaq
                       dan lainnya.

                       Kitab-kitab  karya  Imam  Hanbali  sangat  banyak,  diantaranya:  1)  Kitāb al-Musnād,
                       berisi lebih dari dua puluh tujuh ribu Hadis; 2) Az-Zuhūd, 3) Faḍāil Ahl al-Bait; 3)
                       Jawābat Al-Qur’ān; 4) Al-Imān; 5) Ar-Radd ‘alā al-Jahmiyyah; 6) Al-Asyribah, dan;
                       7) Al-Farā’iḍ.


                       Imam Hanbali meninggal hari Jum’at, 12 Rabi’ul Awwal tahun 241 H pada usia 77
                       tahun. Proses penguburannya dihadiri sekitar 800.000 orang pelayat lelaki dan 60.000
                       orang pelayat perempuan.



               3.  Ulama Tafsir

                   a.   Imam Ibnu Jarir aṭ-Ṭabari

                                    Nama lengkapnya Abū Ja’fār Muḥammad ibn Jarīr ibn Yazīd ibn Kaṡīr
                                    ibn Galīb al-Amalī aṭ-Ṭabarī, lebih dikenal sebagai Ibnu Jarir atau Aṭ-
                                    Ṭabari. Lahir di daerah Amol, Tabaristan (sebelah selatan Laut Kaspia)
                                    pada tahun  838 M. Ia hidup dan tumbuh di lingkungan keluarga berada
                                    yang  mementingkan  pendidikan,  terutama  di  bidang  keagamaan.  Pada
                                    masanya,    perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  kebudayaan  Islam
                                    mengalami  kejayaan  dan  kemajuan.  Hal  itu  semakin  meningkatkan
                                    kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan.


                                    Kegiatan menghafal Al-Quran dimulainya sejak usia 7 tahun. Pada usia 8
                                    tahun,  dia  memperoleh  kepercayaan  menjadi  imam  Shalat.  Ia  bahkan
         Sampul depan salah satu    telah melakukan pencatatan hadis sejak usia 9 tahun. Semangat menuntut
             karya At-Tabari
          Sumber:http:Bp.blogspot.com  ilmunya sebanding dengan semangat untuk melakukan ibadah.





                                                        Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013        53
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74