Page 64 - SKI kls 8
P. 64

Sepanjang hayatnya, Imam Ibnu Majah telah menulis puluhan buku, baik dalam bidang

                       Hadis, sejarah, fikih, maupun tafsir. Di bidang tafsir, ia menulis antara lain Tafsīr Al-
                       Qur’ān al-Karīm. Sementara itu, kitabnya di bidang sejarah berjudul At-Tarīkh, memuat
                       biografi para perawi Hadis sejak awal hingga zamannya.  Karyanya di bidang Hadis

                       berjudul  Kitāb Sunān Ibnu Majah,  menjadi  yang  paling  bersejarah  dan  populer  di
                       kalangan Muslim dan rujukan klasik. Menurut Muhammad Fuad Abdul Baqi, penulis
                       buku Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Qur’ān al-Karīm (Indeks Al-Quran), jumlah
                       Hadis dalam Kitāb Sunān Ibnu Majah berjumlah 4.241 Hadis.


                       Sumbangannya  di  bidang  ilmu-ilmu  Islam  tersebut,  khususnya  bidang  ilmu  Hadis,
                       banyak mendapat pujian dari ulama besar lainnya. Abu Ya’la al-Khalili al-Qazwini
                       mengatakan, “Ibnu Majah adalah seorang yang terpercaya, yang diakui kejujurannya,
                       dan pendapatnya dapat dijadikan pedoman. Ia mempunyai pengetahuan yang luas dan
                       banyak menghafal Hadis”.  Sedangkan  Ibnu Katsir, ulama Tafsir termasyhur mengatakan
                       dalam kitabnya, Al-Bidāyah: “Muhammad bin Yazid (Ibnu Majah) adalah pengarang
                       kitab sunan yang masyhur. Kitabnya merupakan bukti atas amal dan ilmunya, keluasan
                       pengetahuan dan pandangannya, serta kejujuran dan kepatuhannya kepada Hadis, baik
                       tentang masalah pokok (uṣūl) maupun masalah cabang (furū’)”.

                       Ibnu Majah meninggal dunia tanggal 22 Ramaḍan 273 H/887 M, di tanah kelahirannya,
                       Qazwin, Irak.



               2.  Empat Ulama Madzhab

                   a.   Imam Hanafi


                       Nu’mān ibn Ṡābit ibn Zutā bin Mahān at-Taymī, dikenal sebagai Abū Ḥanīfah, lahir di
                       Kufah, Irak tahun 80 H/699 M,  dan wafat di Baghdad, Irak tahun 148 H/767 M sebagai
                       pendiri Mazhab Hanafi .

                       Pada masa remajanya, ia telah menunjukkan kecintaannya kepada ilmu. Di samping

                       menuntut ilmu di bidang fikih, dia juga mendalami ilmu tafsir, Hadis, bahasa Arab, dan
                       ilmu hikmah. Meskipun sebagai anak seorang saudagar kaya, kehidupannya sangat
                       sederhana. Abu Hanifah adalah orang takwa dan soleh. Hampir seluruh waktunya diisi
                       dengan amal ibadah. Jika berdoa, maka air matanya bercucuran mengharapkan keridaan
                       Allah Swt.


                       Abu Hanifah merupakan seorang Tabi’in (generasi setelah sahabat Nabi), karena pernah
                       bertemu dengan sahabat Nabi, diantaranya bernama Anas bin Malik dan meriwayatkan
                       Hadis darinya.





               48     Buku Siswa Kelas VIII MTs
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69