Page 97 - SKI kls 8
P. 97
5. Sejarah
Pada masa Dinasti Abbasiyah, kajian sejarah masih terpusat pada tokoh atau peristiwa
tertentu. Misalnya, sejarah hidup Nabi Muhammad Saw. Minat terhadap kajian sejarah
sangat besar dan mendapat dukungan dari khalifah. Ilmuwan dalam bidang sejarah pada
masa Abbasiyah diantaranya Muhammad bin Ishaq bin Yasar. Ia lebih dikenal sebagai Ibnu
Ishaq. Sejarawan Muslim pertama ini lahir tahun 85H/704 M, dan meninggal pada tahun
151 H/768 M. Karyanya berjudul Sirah al-Nabawiyyah li Ibn Ishaq, merupakan biografi
Rasulullah pertama yang paling lengkap. Kitab tersebut disunting oleh muridnya Ibn
Hisyam (w.230 H/845 M) menjadi Sirah al-Nabawiyyah li al-Hisyām. Menyangkut sosok
Ibnu Ishaq, Muhammad bin Sa’ad (w.230 H/845 M), penulis kitab Aṭ-Ṭabaqāt al-Kubrā (8
jilid), berkata: “Ia orang pertama yang mengumpulkan sejumlah ekspedisi dari Utusan
Allah (Muhammad) dan mencatatnya”.
Al-Biruni juga disebut sejarawan masa Abbasiyah. Dia telah menulis buku sejarah yang
berjudul Kitāb al-Āṡār al-Bāqiyah `an al-Qurūn al-Khāliyah. Kitab tersebut diterjemahkan
Eduard Sachau tahun 1879 M, judulnya menjadi Chronology of Ancient Nations atau
Vestiges of the Past.
6. Ilmu Bumi/Geografi
Dalam tradisi Islam, ilmu bumi tidak bisa dipisahkan dengan astronomi. Ahli bumi pertama
dalam sejarah ilmuawan Muslim adalah Hisyam al–Kalbi (abad ke 9 M). Ilmu tersebut
merupakan hasil studinya tentang kawasan Arab.
Berkembangnya geografi di dunia Islam dimulai ketika Khalifah Al-Makmun (813-833 M).
Saat itu, ahli-ahli geografi Muslim diperintahkan untuk mengukur kembali jarak bumi.
Sejak saat itu, muncul istilah mil untuk mengukur jarak. Usaha tersebut berhasil, selanjutnya
Al-Makmun memerintahkan ahli geografi tersebut untuk menciptakan peta bumi yang
besar. Dipimpin oleh Al-Khawarizmi bersama 70 geografer lainnya, mereka berhasil
membuat peta globe pertama pada tahun 830 M.
Al-Khawarizmi juga berhasil menulis kitab geografi berjudul Ṣurah al-Arḍ (Morfologi
Bumi). Kitab ini menjadi landasan ilmiah bagi geografi Muslim tradisional, sekaligus
koreksi terhadap karya geografi Ptolemeus.
Pada abad yang sama, Al-Kindi juga menulis sebuah buku bertema ‘Keterangan tentang
Bumi yang Berpenghuni’. Sedangkan Al-Biruni berhasil menemukan radius bumi yang
mencapai 6.339,6 km. Ketika itu, dunia Barat belum mampu mengukur radius bumi seperti
yang dilakukan Al-Biruni.
Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013 81