Page 128 - E-MODUL EFK_Neat
P. 128
E-Modul
Etika & Filsafat Komunikasi
sesuatu selain pengalaman. Tentang ide ini, Munsterberg (1910)
menggambarkannya sebagai berikut. Psikologi menganggap
pengalaman paling dalam/batin… untuk tujuan istimewa sebagai
rangkaian dari fenomena yang dapat dilukiskan, mengubah
perasaan-perasaan seperti kehendak/hasrat menjadi objek yang
dapat diamati, menjadi bagian dari kesadaran. Melalui perubahan
ini, maksud yang sesungguhnya, seluruh hubungan yang paling
dalam dari kehendak/hasrat ditiadakan. Fenomena psikologi seperti
itu tidak memiliki maksud dan tidak signifikan lagi, melainkan melulu
unsur yang tak bernyawa, kerumitan dari objek bukan mental
menjadi unsur-unsur yang kita sebut sensasi.
Oleh karena itu ide dari ilmu tentang kesadaran manusia
berlawanan dengan rumusan-rumusannya. Psikologi yang ingin
dipahami seperti ilmu alam, berhadapan dengan tugas yang
tampaknya absurd dan kontradiktif untuk menginvestigasi
kesadaran sebagai bagian dari alam/dunia. Seperti yang
diungkapkan oleh Giorgi bahwa psikologi mesti melucuti kesadaran
dari kesadaran itu sendiri untuk menginvestigasi kesadaran secara
keilmuan. Wacana tentang psikologi modern menuntut investigasi
atas limen/perasaan sehalus apa pun dan pembedaan secara
empiris akan stimulus, yang berada di atas limen (kesadaran,
kewaspadaan, dan pengalaman subjektif), dari stimulus yang
berada di bawah limen seperti ketidaksadaran dan pengalaman
objektif. Istilah “limen” di sini hendak mengatakan bahwa ada
perbedaan antara apa yang bisa disebut sebagai keilmuan dan apa
yang tidak ketika kita bicara tentang penggambaran ilmiah seputar
individu manusia. Hal ini memperbolehkan para psikolog untuk
116