Page 124 - E-MODUL EFK_Neat
P. 124
E-Modul
Etika & Filsafat Komunikasi
dikatakan sama dengan perjuangan pada masa awal Psikologi
mengembangkan dirinya sebagai penelitian ilmiah dari sekadar
proses pengalaman ketidaksadaran. Pada akhir abad ke-19,
perhatian psikologi dikendalikan oleh dorongan yang kuat untuk
memahami pengaruh yang tidak tampak pada tingkah laku
seseorang. Pengaruh tersebut adalah hal-hal seperti
keinginan/harapan, rencana, motivasi, sifat, persepsi, kenangan,
emosi, perasaan, dan apa yang mendasari semuanya itu secara
fisiologis. Tujuan dari psikologi empiris adalah untuk mengkaji dan
membangkitkan psikologi sesuai dengan kriteria keilmuan yang
ilmiah dan dapat diukur, seperti ilmu-ilmu lainnya.
Sebagai Bapak Psikologi Modern, Wilhelm Wundt
menyatakan bahwa objek dari penelitian ilmu psikologi adalah
pengalaman pribadi: “Seseorang, tidak dari apa yang terlihat dari
luar, tetapi ia dengan pengalamannya, adalah masalah yang
sesungguhnya dari psikologi.” Wundt mengedepankan psikologi
sebagai ilmu empiris yang bukan dimulai dari pengalaman sadar
seseorang, melainkan lebih pada fakta-fakta objektif yang secara
empiris dapat digunakan oleh seorang ilmuwan.
Pandangan Wundt tersebut senada dengan pandangan
filsafat empiris dari John Locke, dan keterkaitan itu akan
memperkuat basis psikologis dari wacana modern komunikasi kita
saat ini. Pernyataan yang tegas dari Wundt bahwa pengalaman
adalah hal yang paling penting, memberikan pada kita bagian yang
penting dari sebuah bangunan sementara refleksi menjadi alat
untuk menyatukan semua pengalaman itu, sesuai dengan
pembedaan antara ide yang simpel dan rumit/komplek yang
112