Page 137 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 137
menceritakan Utari memarahinya. Jalu baru tahu “Hahaha … Sok pakai peribahasa segala. Hahaha
kedatangan Ijad ke Kampung Naga di hari itu karena ….” Tawa Utari meledak.
andil Utari.
“Ya enggak apa-apa, atuh. Yang penting kan
“Si Jalu disidang sendirian. Kasihan, tahu!” kata Ijad peribahasa,” kilah Jalu, pura-pura bertahan dengan
menirukan Utari. “Padahal kan saya enggak tahu.” pendapatnya. Senyum yang sedari tadi dikulum
Jalu jadi paham kenapa Ijad lari tunggang akhirnya pecah.
langgang menemuinya, waktu itu. Padahal, Jalu “ Suara kenceng, tapi salah. Sok tahu, Lu,” ledek
sengaja tidak memberi tahu Ijad untuk melindungi Utari.
sahabatnya. Jalu bisa membayangkan ekspresi Utari
saat ‘menyelesaikan’ masalah dengan Ijad. Meski Wajah Ijad yang sebelumnya tampak pucat,
merasa iba pada Ijad, Hati Jalu menghangat. Dia tak seketika berubah. Tawanya ikut berderai tanpa kendali.
menyangka, Utari melakukan itu untuknya. Yes! kata Jalu dalam hati. Niatnya untuk
“Sebetulnya saya takut. Takut Ibu sama Bapak saya mencairkan suasana, berhasil.
marah. Tapi saya lebih takut pada Utari,” sambung Ijad
waktu itu. ***
Jalu memindahkan pandangan ke Utari. Sikap “Lu, Lu, bangun!”
Utari memang membuat segan lawan bicaranya. Jalu nyaris terlonjak mendengar suara cempreng
Matanya yang tajam, hidungnya yang mancung, Utari mengentak-entak di gendang telinganya.
serta rahangnya yang tegas, menambah kesan cerdas Badannya berguncang seperti terkena gempa.
sekaligus berwibawa. Orang-orang sering menganggap “Kenapa, sih?” tanya Jalu hanya membalikkan
sepupunya galak.
badan ke kanan, menghindari tatapan wajah sebal
“Jad, Ut. Paribasa Sunda bilang, ‘mipit kudu amit, Utari. Ini kan hari minggu, pikirnya.
ngala kudu bebeja.’ Yuk, kita bersatu, biar bisa segera
eksekusi proyek kita,” uca Jalu dengan suara lantang. “Ada dua kabar. Baik dan buruk. Mau yang mana
dulu?” kata Utari, malah memberi tebak-tebakan.
Jalu melihat Ijad dan Utari memandangnya
bersamaan. Jalu berusaha mengulum senyum yang Mau tak mau, otak Jalu berputar. Baik dan buruk?
hampir pecah jadi tawa. Keduanya lantas saling Apaan sih, ini?
berpandangan. Kebingungan.
128 Mengejar Bonus Tak Disangka 129
Bab 13
Haruto