Page 109 - C:\Users\Acer\Music\MODUL FLIPBOOK DIGITAL\
P. 109
ini menghasilkan gas metana (CH₄), salah satu gas rumah kaca yang jauh lebih kuat
dibanding karbon dioksida (CO₂) dalam memerangkap panas di atmosfer. Dengan kata
lain, air tercemar bukan hanya membuat ikan mati atau air berbau busuk, tetapi juga
diam-diam mempercepat pemanasan global.
Selain metana, pencemaran air juga dapat meningkatkan emisi nitrous oxide
(N₂O) dari aktivitas pertanian. Ketika pupuk kimia yang mengandung nitrogen larut ke
dalam air, bakteri tertentu mengubahnya menjadi N₂O, gas rumah kaca yang bahkan
lebih kuat daripada CO₂. Jika hal ini terus dibiarkan, maka pencemaran air akan menjadi
salah satu faktor yang memperburuk krisis iklim dunia. Pertanyaannya, apakah kita
sadar bahwa setiap tetes pupuk atau limbah organik yang masuk ke sungai bisa
berkontribusi pada masalah global sebesar perubahan iklim?
Kita juga perlu melihat keterkaitan antara pencemaran air dan hilangnya
keanekaragaman hayati global. Mikroplastik, misalnya, kini telah ditemukan di hampir
semua lautan dunia, dari Samudra Pasifik hingga Kutub Utara. Plastik yang kita buang di
daratan Indonesia bisa saja hanyut ke laut dan akhirnya ditemukan di perut burung laut
di Australia atau ikan di perairan Jepang. Ini menunjukkan betapa pencemaran air
adalah masalah tanpa batas, yang mengancam seluruh ekosistem planet kita.
Dari uraian ini, jelas bahwa pencemaran air bukan hanya tanggung jawab satu
daerah atau satu negara. Ia adalah persoalan bersama umat manusia. Jika kita tidak
segera bertindak, bukan hanya sungai atau danau lokal yang rusak, melainkan
keseimbangan ekologi dan iklim global yang akan terancam. Pertanyaannya sekarang:
apakah kita mau menunggu sampai dampak ini semakin parah, ataukah kita akan
mengambil peran kecil kita sejak hari ini untuk mencegah pencemaran air?
c. Cara Menanggulangi Pencemaran Air
1) Mengubah Kebiasaan Rumah Tangga
Banyak orang tidak menyadari bahwa kebiasaan sehari-hari di rumah menjadi
salah satu penyumbang pencemaran air. Saat mencuci pakaian dengan deterjen
berlebihan, membuang minyak goreng bekas ke saluran air, atau membuang sampah
organik dan anorganik sembarangan, kita sebenarnya sedang menambah beban sungai
dan sumber air. Jika hanya satu keluarga, dampaknya mungkin tidak terlihat. Namun,
jika ribuan rumah melakukan hal yang sama, air sungai bisa berubah keruh, berbau,
bahkan sulit dipakai kembali.
Karena itu, perubahan kecil di rumah bisa memberi dampak besar. Misalnya,
menggunakan deterjen ramah lingkungan, mengurangi penggunaan bahan kimia,
menyaring sisa minyak sebelum dibuang, atau mengolah sampah organik menjadi
101

