Page 111 - C:\Users\Acer\Music\MODUL FLIPBOOK DIGITAL\
P. 111
Alternatifnya adalah pertanian ramah lingkungan, seperti menggunakan pupuk
organik, biopestisida, atau teknik pertanian terpadu yang menyeimbangkan hasil panen
dengan kelestarian alam. Jika petani mau beralih ke metode ini, hasil panen tetap bisa
melimpah, bahkan lebih sehat untuk konsumen. Lalu, bisakah kita meyakinkan bahwa
menjaga sungai sama pentingnya dengan menjaga lahan pertanian?
4) Pengelolaan Sampah Plastik
Sampah plastik menjadi masalah global yang serius. Botol minuman, kantong
kresek, hingga sedotan sekali pakai sering berakhir di sungai atau laut. Plastik
membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, dan sebelum itu, ia akan hancur
menjadi mikroplastik yang bisa masuk ke tubuh ikan, lalu akhirnya ke tubuh manusia.
Dengan kata lain, sampah plastik yang kita buang bisa kembali ke tubuh kita dalam
bentuk lain.
Solusi yang bisa dilakukan adalah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,
mendukung program daur ulang, serta ikut serta dalam gerakan bank sampah. Plastik
yang tadinya dianggap limbah, bisa diubah menjadi barang bernilai ekonomi seperti
bahan kerajinan atau produk baru. Pertanyaannya, apakah kita rela membiarkan sungai
menjadi tempat pembuangan plastik, atau mau mengubahnya menjadi peluang?
5) Pengelolaan Ekskreta (Limbah Tinja)
Limbah tinja atau ekskreta sering dianggap masalah kecil, padahal dampaknya
besar jika tidak dikelola dengan baik. Septic tank bocor, buang air besar sembarangan,
atau sistem sanitasi buruk bisa menyebabkan air tanah dan sungai tercemar bakteri
berbahaya. Akibatnya, penyakit seperti diare, kolera, hingga tifus mudah menyebar di
masyarakat.
Pengelolaan ekskreta yang benar sangat penting untuk kesehatan. Septic tank
harus memenuhi standar, toilet umum perlu dijaga kebersihannya, dan teknologi ramah
lingkungan seperti biogas bisa dimanfaatkan agar ekskreta tidak hanya aman tetapi juga
bermanfaat. Dengan begitu, masalah pencemaran air bisa berkurang sekaligus memberi
energi alternatif. Apakah kita siap memandang ekskreta bukan hanya limbah, tapi juga
potensi?
6) Pembuatan Kolam Stabilisasi
Kolam stabilisasi merupakan salah satu cara alami untuk mengolah limbah cair. Air
limbah dialirkan ke kolam besar, lalu sinar matahari, mikroorganisme, dan tumbuhan air
bekerja sama menguraikan zat pencemar. Setelah beberapa waktu, air di dalam kolam
menjadi lebih bersih dan aman untuk dialirkan kembali ke lingkungan.
103

