Page 107 - C:\Users\Acer\Music\MODUL FLIPBOOK DIGITAL\
P. 107
bantaran sungai harus menghadapi kondisi ini setiap hari. Mereka kehilangan akses
terhadap air bersih, padahal air adalah kebutuhan dasar untuk minum, memasak,
mandi, dan mencuci. Akibatnya, kualitas hidup menurun. Anak-anak lebih rentan
terkena penyakit, ibu-ibu harus berjalan jauh untuk mencari sumber air yang lebih layak,
sementara waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk belajar atau bekerja justru
habis hanya untuk mencari air bersih. Pertanyaannya, apakah ini adil ketika air, yang
seharusnya hak semua orang, justru menjadi beban yang menyulitkan kehidupan?
Selain itu, pencemaran air juga sering menimbulkan konflik sosial. Bayangkan
sebuah desa yang sumber airnya tercemar oleh limbah pabrik. Masyarakat tentu merasa
dirugikan karena air yang mereka gunakan tidak lagi layak pakai. Protes pun muncul,
kadang berujung pada perselisihan antara warga, pemerintah, dan pihak industri. Tidak
jarang konflik ini berlarut-larut, bahkan sampai mengganggu ketentraman hidup
masyarakat. Jadi, pencemaran air bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga soal keadilan
sosial. Siapa yang berhak, siapa yang bersalah, dan siapa yang harus bertanggung
jawab?
Dari sisi ekonomi, dampaknya juga tidak kalah besar. Pertanian, misalnya, sangat
bergantung pada air yang bersih. Jika air yang digunakan untuk mengairi sawah
tercemar limbah kimia, maka hasil panen bisa menurun atau bahkan gagal sama sekali.
Padi yang seharusnya tumbuh subur bisa layu, sayuran bisa tercemar bahan berbahaya,
dan tentu saja hasil panen menjadi tidak layak konsumsi. Pertanyaan yang muncul
kemudian: bagaimana nasib petani yang menggantungkan hidup pada hasil panen itu?
Perikanan pun terkena dampak besar. Nelayan atau pembudidaya ikan akan
merugi jika ikan-ikan mati karena kualitas air yang buruk. Bahkan jika ikannya tidak
mati, hasil tangkapan atau budidaya bisa mengandung racun atau mikroplastik,
sehingga tidak layak jual. Dampak ekonominya jelas terasa, bukan hanya bagi nelayan,
tetapi juga bagi konsumen yang kehilangan sumber pangan sehat. Bukankah ini berarti
pencemaran air juga berpengaruh pada ketahanan pangan suatu negara?
Tidak hanya itu, sektor pariwisata juga bisa runtuh akibat pencemaran air. Pantai
yang indah akan kehilangan pesonanya jika dipenuhi sampah plastik. Danau yang dulu
jernih dan menarik wisatawan, berubah menjadi keruh dan berbau. Siapa yang mau
berlibur ke tempat yang kotor dan tercemar? Akibatnya, pendapatan masyarakat yang
menggantungkan hidup pada pariwisata menurun drastis. Hotel, restoran, penyewaan
perahu, hingga pedagang kecil ikut terkena imbas. Jadi, pencemaran air bukan hanya
merusak lingkungan, tetapi juga merampas peluang ekonomi bagi banyak orang.
Selain kerugian langsung, pencemaran air juga memaksa pemerintah dan
masyarakat mengeluarkan biaya tambahan untuk mengatasi masalah. Air yang tercemar
harus melalui proses pengolahan yang lebih rumit sebelum bisa diminum. Itu berarti
99

